Liputan6.com, Jakarta - Sopir truk kontainer yang ugal-ugalan dan menabrak banyak kendaraan di Kota Tangerang, diduga mengkonsumsi obat terlarang.
Kepala Humas RSUD Kabupaten Tangerang, dr Hilwani mengatakan, hasil dari pemeriksaan awal, sopir terindikasi mengkonsumsi obat terlarang saat berkendara.
Baca Juga
"Melihat cara dia mengemudi di media sosial, memang saat tiba-tiba disini kami ada pemeriksaan demikian, dan terindikasi ada konsumsi obat terlarang, tapi belum bisa kita simpulkan," katanya, Jumat (1/11/2024).
Advertisement
Kondisi sopir saat ini pun dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi meski dalam keterbatasan.
"Kondisi sopir sudah membaik, setelah sebelumnya tiba disini dengan kondisi babak belur, ada trauma perut dan kondisi bagian kepala yang luka," ujarnya.
Alami Pendarahan di Bagian Kepala
Selain itu, pelaku juga dilaporkan mengalami luka serius di bagian kepala. Hal ini menyebabkan pelaku harus dirawat di ruang intensif RSUD Kabupaten Tangerang.
"Yang dirawat di sini (RSUD Kabupaten Tangerang) hanya sopir truknya saja. Dirawat di ruang intensif, " ujar dr Hilwani.
Ruang intensif sendiri secara fasilitas mirip dengan ruang ICU, hanya saja di ruang intensif tidak ada sarana mesin bantu pernafasan seperti di ICU.
Pengemudi truk kontainer harus menjalani perawatan di ruang tersebut karena pendarahan di kepala atau otaknya. Sehingga, dari awal masuk rumah sakit hingga pagi hari ini, pelaku mengalami penurunan kesadaran.
"Terjadi penurunan kesadaran, tapi masih bisa diajak komunikasi," kata Hilwani.
Advertisement
Diamuk Massa
Seperti diketahui sebelumnya, sopir truk kontainer yang belum diketahui inisialnya ini, mengalami luka-luka di bagian kepala karena amukan massa.
Massa yang sudah kesal sejak di Graha Raya, lalu di Jalan Hasyim Asari hingga ke Jalan Veteran Tugu Adipura atau sejauh sekitar 11 kilometer, mencoba menghentikan laju truk kontainer yang ugal-ugalan dan menabrak pengendara lain.
Saat badan truk tersangkut taman Tugu Adipura, massa langsung mengamuk truk dan sopirnya hingga babak belur.
"Kena amuk massa, karena diminta berhenti, enggak mau berenti, sehingga diamuk massa. Kendaraan disiram BBM, tapi akhirnya kita cegah dan kita minta tidak anarkis,"kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho.