Pembangunan Fisik Jakarta Eco Transport Monorail Mulai Oktober

Sebagai tahap awal, akan dilakukan konstruksi moda angkutan massal berbasis rel atau monorail.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Jul 2013, 07:39 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2013, 07:39 WIB
replika-monorail-130506b.jpg
Setelah resmi diumumkan kelanjutan pembangunannya, PT Jakarta Monorail menyatakan pembangunan fisik Monorel Jakarta yang namanya saat ini telah berubah menjadi Jakarta Eco Transport Monorail (JET) akan dimulai pada Oktober tahun ini. Sebagai tahap awal, akan dilakukan konstruksi moda angkutan massal berbasis rel ini.

Direktur Teknik PT Jakarta Monorail Rosa Bovananto mengatakan, hingga kini pembangunannya masih dalam tahap pra-konstruksi, yaitu mempersiapkan lapangan seperti survei dokumen di lapangan yang dilakukan oleh surveyor dari beberapa negara seperti China, Jepang, dan Bangkok.

"Sudah 2 minggu yang lalu mereka mulai turun lapangan, kira-kira Oktober sudah mulai konstruksi fisik," kata Bovananto di Monas, Jakarta Pusat, Minggu, 12 Juli 2013 malam.

Surveyor yang akan dilibatkan sebanyak 200 surveyor. Diperkirakan, setelah melalui tahap tersebut, pada bulan oktober, Bovananto mengatakan, pihaknya sudah mulai dapat memulai pembangunan fisik Monorel.

"Setelah survei selesai, diperkirakan Oktober bisa mulai konstruksi fisik," jelasnya.

Dua ratus surveyor tersebut akan melakukan pemeriksaan dokumen soal pembangunan monorel pada tahun 2004 lalu. Namun, Bova menyebutkan hasil review tersebut tidak akan mengubah jalur yang sudah dibuat sejak 2004 lalu.

"Seperti di Casablanca, dulu hanya ada satu flyover, sekarang sudah ada dua. Itu yang perlu di refresh. Hanya ada penyesuaian lapangan saja," terangnya.

Ia juga menjelaskan, konstruksi akan dimulai dari Kuningan, Jakarta Selatan, untuk green line. Untuk saat ini, baru ada 60 tiang yang telah berdiri dari Hotel Gran Melia hingga gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, tiang-tiang tersebut juga masih harus diperbaiki lagi, karena beberapa masih ada yang belum sempurna.

"Baru ada 60 tiang, nanti titik konstruksinya kita mulai di Kuningan," sambungnya.

Ia menambahkan, dimulainya konstruksi fisik akan ditandai dengan dilakukannya  stake out lapangan serta test pit, yakni pengeboran tanah untuk pembangunan tiang pancang.

"Test pit itu misalnya kalau mau bor disebuah lokasi, tanahnya harus dibuka terlebih dahulu. Ini sebagai langkah antisipasi, jika ada kabel atau utilitas lain di dalam tanah tersebut," pungkas Bova. (Tnt)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya