Gara-gara mempertanyakan ukuran kelamin dalam kuesioner uji kesehatan, sebuah SMP di Sabang, Aceh menjadi sorotan. Hal itu pun telah diakui sebagai kekeliruan oleh Dinas Pendidikan Aceh.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam menyatakan, kuesioner itu dibuat sekolah tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihaknya. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Aceh akan segera mengimbau seluruh sekolah di wilayah itu untuk mengecek kembali kuesioner uji kesehatannya.
"Memang tidak ada koordinasi dengan dinas pendidikan. Memang ada kekeliruan di sini," kata Anas saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Anas pun mengimbau sekolah merevisi kuesioner uji kesehatannya dengan model lain. "Setiap sekolah kita sudah imbau, kalau ada itu dicek dulu. Kemudian itu kuisoner-kuisioner itu kalau mau gali sesuatu informasi, bisa dengan model lain," pungkas Anas.
Sebelumnya, Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menyebutkan, dalam kuesioner yang dipakai untuk uji kesehatan itu tertera gambar kelamin, seperti payudara dan penis. Para siswa diminta melingkari ukuran kelamin mereka. (Tys/Ndy)
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam menyatakan, kuesioner itu dibuat sekolah tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihaknya. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Aceh akan segera mengimbau seluruh sekolah di wilayah itu untuk mengecek kembali kuesioner uji kesehatannya.
"Memang tidak ada koordinasi dengan dinas pendidikan. Memang ada kekeliruan di sini," kata Anas saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Anas pun mengimbau sekolah merevisi kuesioner uji kesehatannya dengan model lain. "Setiap sekolah kita sudah imbau, kalau ada itu dicek dulu. Kemudian itu kuisoner-kuisioner itu kalau mau gali sesuatu informasi, bisa dengan model lain," pungkas Anas.
Sebelumnya, Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menyebutkan, dalam kuesioner yang dipakai untuk uji kesehatan itu tertera gambar kelamin, seperti payudara dan penis. Para siswa diminta melingkari ukuran kelamin mereka. (Tys/Ndy)