Zuhur kedua dari 40 kali salat yang dijanjikan hadiah haji, umrah gratis, dan mobil di Kota Bengkulu kembali dijejali warga atau makmum salat. Tak kurang dari 5.000 warga yang datang, namun hanya setengahnya yang berharap mendapatkan hadiah.
Kepala bagian humas Pemkot Bengkulu Salahudin Yahya mengatakan, 5.000 warga yang datang diukur dari hitungan besaran mesjid bagian dalam sekitar 3.000 orang ditambah umat yang salat di teras kiri dan kanan berjumlah tidak kurang dari 2.000 orang.
"Tidak kurang dari 5.000 orang. Tidak sampai setengahnya yang berharap hadiah. Data entri kami hanya 2.000-an orang saja yang mengumpulkan KTP dan absen," ujar Salahudin di Bengkulu, Rabu (19/2/2014).
Makmum salat zuhur tersebut, kata dia, menjadikan hadiah yang dijanjikan hanya sebagai motif sekunder saja. Sebab motif utamanya adalah melakukan salat dan beribadah.
Sementara itu di luar masjid, puluhan pengemis yang biasa beraksi di persimpangan lampu merah dalam Kota Bengkulu berencana mencegat Walikota Helmi Hasan usai salat zuhur. Tujuannya ingin meminta walikota memerintahkan Satpol PP agar tak semena-mena kepada mereka.
"Kami sering ditangkap dan diperlakukan semena-mena. Saya pernah dipukuli dan dikeroyok 10 orang Satpol PP beberapa waktu lalu," ungkap Tarmizi (30).
Pengemis tunanetra ini mengaku miris dengan hadiah dan program salat berhadiah yang digelontorkan sang walikota. Sementara di jalanan mereka disikat tanpa pembinaan.
"Jika kami dilatih ketrampilan dan diberikan modal. Mungkin kami tidak akan turun mengemis di jalanan," sambung Rodiah yang diiyakan rekan-rekannya.
Usai salat zuhur, walikota yang terburu-buru harus ke bandara untuk terbang ke Jakarta hanya membagikan amplop kepada para pengemis tanpa banyak bicara. (Ali/Ism)
Baca juga:
Kepala bagian humas Pemkot Bengkulu Salahudin Yahya mengatakan, 5.000 warga yang datang diukur dari hitungan besaran mesjid bagian dalam sekitar 3.000 orang ditambah umat yang salat di teras kiri dan kanan berjumlah tidak kurang dari 2.000 orang.
"Tidak kurang dari 5.000 orang. Tidak sampai setengahnya yang berharap hadiah. Data entri kami hanya 2.000-an orang saja yang mengumpulkan KTP dan absen," ujar Salahudin di Bengkulu, Rabu (19/2/2014).
Makmum salat zuhur tersebut, kata dia, menjadikan hadiah yang dijanjikan hanya sebagai motif sekunder saja. Sebab motif utamanya adalah melakukan salat dan beribadah.
Sementara itu di luar masjid, puluhan pengemis yang biasa beraksi di persimpangan lampu merah dalam Kota Bengkulu berencana mencegat Walikota Helmi Hasan usai salat zuhur. Tujuannya ingin meminta walikota memerintahkan Satpol PP agar tak semena-mena kepada mereka.
"Kami sering ditangkap dan diperlakukan semena-mena. Saya pernah dipukuli dan dikeroyok 10 orang Satpol PP beberapa waktu lalu," ungkap Tarmizi (30).
Pengemis tunanetra ini mengaku miris dengan hadiah dan program salat berhadiah yang digelontorkan sang walikota. Sementara di jalanan mereka disikat tanpa pembinaan.
"Jika kami dilatih ketrampilan dan diberikan modal. Mungkin kami tidak akan turun mengemis di jalanan," sambung Rodiah yang diiyakan rekan-rekannya.
Usai salat zuhur, walikota yang terburu-buru harus ke bandara untuk terbang ke Jakarta hanya membagikan amplop kepada para pengemis tanpa banyak bicara. (Ali/Ism)
Baca juga:
Salat Berhadiah Haji, Ribuan Warga Bengkulu Penuhi Masjid
MUI: Jangan Umumkan Warga Rajin Salat yang Naik Haji Gratis
Hindari Salat Berjamaah, Siswa SMP di Demak Tewas Terjatuh