Mengenal Sindrom Ramsay Hunt yang Diidap Justin Bieber, Apa Gejala dan Penyebabnya?

RHS ini ditemukan sejak tahun 1907 oleh ahli saraf dengan nama yang sama.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2022, 10:11 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 10:11 WIB
Justin Bieber sebut dirinya menderita Ramsay Hunt Syndrome
Justin Bieber sebut dirinya menderita Ramsay Hunt Syndrome (dok.Instagram/@https://www.instagram.com/p/CeorE9OjqX9/?hl=en/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta Justin Bieber dikabarkan telah membatalkan konser di beberapa negara karena terserang sindrom Ramsay Hunt. Penyakit ini termasuk gangguan saraf yang terjadi pada wajah. Lantas, apakah sindrom Ramsay Hunt itu?

Sebelumnya, dokter telah mendiagnosis bahwa Bieber terkena Ramsay Hunt Syndrom atau RHS. Melansir laman prestigeonline.com, Senin (4/7/2022), sindrom Ramsay Hunt adalah komplikasi langka dan menyakitkan dari virus yang menyebabkan herpers zoster dan cacar air.

Sementara itu, RHS ini ditemukan sejak tahun 1907 oleh ahli saraf dengan nama yang sama. Penyakit ini merupakan gangguan neurologis langka yang dapat mengobarkan dan melumpuhkan saraf wajah dan menyebabkan ruam yang menyakitkan di sekitar telinga atau mulut.

Lalu, adakah gejala yang muncul dari sindrom ini?

Mengenai gejalanya, itu dapat bervariasi tiap orang. Akan tetapi, dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit yang parah.

Sebagian besar penderita menjadi lumpuh di satu sisi wajah dan mengalami ruam di area telinga, menurut Organisasi Nasional AS untuk Gangguan Langka atau National Organization for Rare Disorders (NORD).

Otot-otot wajah yang terkena mungkin menjadi lemah atau terasa kaku sehingga menyebabkan penderita sulit untuk tersenyum, mengerutkan kening, atau menutup mata pada sisi yang lumpuh.

Dalam kasus tertentu, ucapan yang dilontarkan pun mungkin menjadi tidak jelas. Biasanya ruam kemerahan yang menyakitkan muncul di telinga luar dan saluran telinga luar.

"Ini sering didiagnosis karena ruam telinga ini," kata Spesialis Penyakit Menular dari Prancis, Benjamin Davido.

Kadang-kadang lepuh menyebar ke mulut, langit-langit lunak dan tenggorokan bagian atas hingga nyeri telinga menyebar ke leher. Gejala lain yang mungkin terjadi yaitu telinga bisa berdenging (tinnitus), sakit telinga, gangguan pendengaran atau hyperacusis (suara tampak jauh lebih keras dari biasanya), mual dan vertigo.

 

 

 

Penyebab

Terlihat Mirip, Bell's Palsy Sering Disangka Stroke
Bell's palsy merupakan kondisi kerusakan yang menyebabkan kelumpuhan wajah di satu sisi, kerusakan disebabkan oleh trauma pada saraf wajah.

Berbicara mengenai penyebab, RHS diakibatkan oleh virus varicella zoster yang juga bisa menyebabkan cacar air pada anak-anak dan herpes zoster pada orang dewasa. Virus dapat tetap tidak aktif selama beberapa dekade pada orang yang pernah menderita cacar air saat kecil.

Ketika diaktifkan kembali, pembawa mengembangkan herpes zoster dan dalam beberapa kasus RHS. Namun, terkait alasan virus aktif kembali dan mempengaruhi saraf wajah itu masih belum jelas.

Tidak memandang kelamin, RHS bisa menyerang pria dan wanita dalam ukuran yang sama. Bahkan di Amerika sendiri, sekitar lima orang dari setiap 100.000 mengembangkan sindrom setiap tahunnya, menurut satu perkiraan yang dikutip oleh NORD.

Namun, beberapa peneliti percaya kasus tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis sehingga sulit untuk menentukan frekuensi sebenarnya gangguan pada populasi umum. Siapa pun yang pernah menderita cacar air berpotensi mengembangkan sindrom Ramsay Hunt, tetapi sangat jarang terjadi pada anak-anak, kata NORD.

Sebagian besar kasus mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua, terutama yang berusia di atas 60 tahun atau dengan kekebalan yang terganggu.

"Cukup mencengangkan mendapatkan Ramsay Hunt di usia Justin Bieber," kata Davido. “Tetapi gaya hidup yang tidak sehat atau kelelahan yang berlebihan dapat berkontribusi karena membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi virus.”

Apakah bisa diobati?

RHS umumnya diobati dengan obat antivirus seperti asiklovir dan famsiklovir, bersama dengan kortikosteroid seperti prednison.

Di samping itu, fisioterapi - "yang harus dimulai sejak dini" - biasanya memungkinkan penderita untuk pulih sepenuhnya. Akan tetapi, "sekitar 30 persen" mengalami efek samping, kata Davido.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya