Demi Kemajuan Kendaraan Listrik, Pemerintah Siap Beri Dukungan Penuh

Pemerintah mendukung penuh langkah Blue Bird Group dalam mengaplikasikan layanan taksi berbasis mobil listrik.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 23 Apr 2019, 12:01 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 12:01 WIB
Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan terntang kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Pemanfaatan listrik diharapkan bisa digunakan untuk moda transportasi kendaraan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mendukung penuh langkah Blue Bird Group dalam mengaplikasikan layanan taksi berbasis mobil listrik. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif berupa penghapusan bea masuk dan PPNBM, hingga diskon pengisian listrik sebesar 30 persen.

"Insentif memang diberikan karena kami ingin mendorong mobil listrik ini karena dampaknya besar sekali. Jadi saya juga ingin melihat Indonesia itu maju," terang Manteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat peluncuran e-Taxi Bluebird, Senin (23/4).

Lebih lanjut Luhut mendorong Blue Bird Group untuk berinvestasi baik dari sisi baterai lithium atau mobil listrik. "Mobil listriknya bisa dengan Hyundai, atau bisa dengan mana saja. sehingga kita bisa punya produk dalam negeri sendiri," katanya.

Seperti diketahui, Hyundai memang berencana untuk membangun pabrik di Indoesia. Jika berjalan sesuai rencana, pabrik tersebut mulai beroperasi pada 2020.

Luhut juga menyinggung pabrik baterai lithium di Morowali. Pabrik ini akan menjadi modal bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di industri mobil listrik global.

"Kita sudah temukan material dari baterai lithium di Indonesia mungkin antara 60-65 persen, ada nikel dan kobalt dan sekarang sudah diproses di Morowali," ujarnya.

 

Selanjutnya

Dirinya menyebut, pabrik baterai di Morewali sempat diributkan lantaran banyak mempekerjakan tenaga kerja asing.

"Pabrik ini banyak diributin karena dibilang banyak orang Cina-nya. Padahal orang Cina-nya cuma berapa tapi tenaga kerjanya sudah hampir 40 ribu. Pekerja Tiongkok-nya paling cuma 2.900 orang tapi mereka itu ahli-ahli yang kita butuhkan dan sekarang bertahap kita bikin transfer teknologi," luhut menambahkan.

Lebih lanjut ia menyebutkan, ketahanan energi saat ini penting karena impor energi Indonesia hampir mencapai Rp330-350 triliun setahun. "Jadi itu membuat current account devisit kita enggak baik," imbuhnya.

"Kalau targetnya ke depan (Bluebird) tambah 2000 unit (mobil listrik), kalau bisa tambah lagi. Kalau bisa bertahap, bertingkat, berlanjut dan kalau bisa secara bertahap nanti bisa menggunakan lokal konten," sambung Luhut.

 

Selanjutnya

Dirinya menegaskan, apa saja yang bisa membuat laju pertumbuhan kendaraan listrik berjalan maka pemerintah akan terus memberikan dorongan.

"Pokoknya apa saja yang bisa membuat jalan, kami akan dorong. Mobil listrik ini sebagai awalan sebagai angkutan umum nanti sepeda motor saya sudah usul ke Presiden juga dan Menteri Keuangan nanti kalau ada pengadaan sepeda motor di APBN, eloknya sudah menggunakan sepeda motor listrik buatan dalam negeri sehingga market bisa jalan lagi,"

"Kita harus membangun nasionalisme, jangan dibilang kita mau menjual negeri ini ke orang lain. Tidak akan pernah itu terjadi,"

"Jadi kami ingin betul-betul menekankan tidak akan pernah terjadi bahwa kita akan menjual negeri ini, justru kita sedang transfer teknologi sehingga dengan begitu nanti itu adalah buatan dalam negeri. kita akan menjadi pemain global dalam bidang mobil listrik," tutup Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya