Nasib Karyawan Nissan di Indonesia Usai Kena PHK

Terus mengalami penurunan penjualan secara global, Nissan memiliki rencana untuk memberhentikan 12.500 karyawannya di seluruh dunia. Kebanyakan, pemecatan ini dilakukan pada pekerjanya yang berada di luar Jepang, tak kecuali Indonesia.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 30 Jul 2019, 09:06 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2019, 09:06 WIB
Nissan Livina
Nissan Livina dengan platform Mitsubishi Xpander resmi meluncur. (Arief / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Terus mengalami penurunan penjualan secara global, Nissan memiliki rencana untuk memberhentikan 12.500 karyawannya di seluruh dunia. Kebanyakan, pemecatan ini dilakukan pada pekerjanya yang berada di luar Jepang, tak kecuali Indonesia.

Salah seorang pekerja pabrik Nissan yang terkena dampak program pengurangan pekerja mengaku dirinya mendapatkan uang tunjangan sesuai yang dijanjikan.

"Karyawan yang kena PHK udah dapet uang pesangon. Dibayar full. Langsung beli Grand Livina untuk jadi sopir taksi online," kata mantan karyawan Nissan yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Sudah tidak bekerja sejak Lebaran lalu, jumlah pasti karyawan Nissan di Indonesia yang terkena PHK masih belum diketahui secara pasti.

"Tadinya ada dua plant. Sekarang yang jalan hanya satu plant untuk produksi Datsun," ujarnya.

Seperti diberitakan Reuters, penurunan keuntungan Nissan selama 4 bulan pertama 2019 mencapai 90 persen. Bahkan, hal tersebut menjadi capaian terburuk dalam 10 tahun terakhir

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Skandal Mantan Bos Nissan

Mengutip dari Npr.org, kabarnya akan ada 1.420 karyawan yang diberhentikan di pusat perakitan Nissan Amerika Serikat. Di sana, total ada 15.700 karyawan yang tersebar pada 4 pabrik di Tennessee dan Mississippi.

Sebelumnya, Nissan telah memberhentikan 4.800 karyawannya pada Mei 2019 lalu. Penyebabnya sama, mereka mengalami penurunan penjualan di akhir 2018 dan awal 2019.

Anjloknya keuntungan Nissan ini tak terlepas dari skandal mantan bos mereka, Carlos Ghosn. Kolaborasinya dalam aliansi bersama Renault dan Mitsubishi juga tak stabil.

Bersamaan dengan efisiensi tersebut, Nissan juga tengah berfokus untuk mengembangkan teknologi terbaru mereka, seperti driver-assistance dan baterai mobil listrik mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya