Liputan6.com, Buriram - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengajak sejumlah media massa nasional termasuk Liputan6.com untuk menyaksikan pembukaan kejuaraan Asia Cross Country Rally (AXCR) 2022 di Buriram, Thailand. Dalam kejuaraan ini, tim Mitsubishi Ralliart mengandalkan Rifat Sungkar sebagai pembalap utamanya.
Rifat Sungkar akan bertarung di kategori Grup T1 (prototipe kendaraan lintas alam) dengan mengandalkan Mitsubishi Triton. Menariknya, dalam melakoni balapan ini mobil yang digunakan tidak mengalami ubahan signifikan.
"Kenapa tidak diubah seperti mobil balap karena kami ingin memanfaatkan ajang ini untuk pengetesan, seberapa kuat dia lalu apa saja yang perlu dibenahi supaya nanti produk produksi berikutnya jadi lebih baik lagi," terang Direktur Tim Mitsubishi Ralliart Hiroshi Masuoka di Dealer Mitsubishi Buriram, Thailand, Minggu (20/11/2022).
Advertisement
Sementara itu, Rifat Sungkar menerangkan bahwa dalam regulasi AXCR 2022 pada kategori yang diikuti terdapat peraturan tidak boleh memodifikasi mesin secara ekstrem.
Sementara kaki-kaki boleh diracik ulang namun sistem kerjanya tetap sama. Maka tak heran jika penampilannya benar-benar kelihatan standar.
"Mesin hanya boleh di-balancing. Turbo pun dari sana pakai restrictor ukurannya 39. Cooling system boleh kayaknya, karena intercooler boleh digedein. Basically perubahan modifikasi mesin enggak boleh," kata Rifat di tempat yang sama.
Pantauan Liputan6.com, bagian pintu serta kap mesin mobil ini diganti dengan material karbon demi mengurangi bobot. Meski demikian bobotnya pun kembali bertambah karena pengaplikasian roll bar.
Di kabin banyak perubahan, seluruh jok asli dilepas dan diganti dengan dua jok balap untuk driver dan navigator yang dilengkapi dengan seat belt enam titik.
Lepas Rem Tangan
Sementara di baris kedua, terdapat boks penampungan air yang ditempatkan pada jok penumpang yang dilepas. Boks ini berfungsi untuk menyemburkan air guna membantu membasahi kaca depan agar mudah dibersihkan. Hal ini penting mengingat jalur yang dilalui berdebu dan berlumpur.
Menariknya, tuas rem tangan pada mobil ini justru dilepas. "Karakter masing-masing pembalap berbeda. Kalau buat saya, mobil tinggi seperti ini gak perlu rem tangan karena cuma nambah bobot saja," ujar Rifat.
Menurutnya, dengan menganulir rem tangan membuat risiko terjadinya kesalahan menjadi kecil.
"Semakin banyak sistem di dalam mobil, semakin besar juga failure terjadi, jadi karena itu saya putuskan gak pakai rem tangan," tambahnya.
Sementara di bak belakang terdapat dua ban cadangan, winch, dan dongkrak, serta boks yang berisi peralatan-peralatan penunjang lainnya.
Advertisement