Saham Tesla Anjlok, Ini Biang Keroknya

Sepanjang tahun 2022, saham Tesla terus mengalami kemerosotan yang begitu signifikan. Dilansir dari Insideevs, ini merupakan penurunan yang cukup parah karena berdasarkan informasi, saham mereka anjlok 36 persen

oleh Fahmi Rizki diperbarui 26 Des 2022, 14:09 WIB
Diterbitkan 26 Des 2022, 14:09 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla terus mengalami kemerosotan yang begitu signifikan di sepanjang 2022. Dilansir Insideevs, ini merupakan penurunan yang cukup parah karena berdasarkan informasi, saham mereka anjlok 36 persen.

Meski terdengar sangat parah, namun Tesla rupanya sempat mengalami penurunan serupa pada beberapa tahun lalu. Pada masa pandemi 2020 lalu, Saham mereka pun mengalami kemerosotan di mana harus mengalami penurunan sebesar 22 persen.

Menurut beberapa pengamat ini menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan tersebut di tengah kemapanan yang didapatkan oleh para pabrikan otomotif lainnya.

Dari analisis Bloomberg, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang sehingga menyebabkan saham Tesla ini anjlok sangat parah. Salah satu yang dipaparkan adalah software pengemudi EV yang sangat dinanti-nantikan dan teknologi baterai tidak memenuhi jadwal yang mereka tentukan.

Sementara itu, desain terkait kehadiran Cybertruck yang futuristik juga menjadi penyulut saham Tesla ini anjlok. Alasannya adalah dengan desain mobil listrik tersebut membuatnya sulit dijual sebagai kendaraan mainstream.

Tidak sampai di situ, dari analisis tersebut juga dikemukakan bahwa penyebab saham Tesla turun ini disebabkan saham teknologi yang tengah menderita secara luas karena Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi. Hal ini rupanya memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya resesi pada 2023.

Melihat kondisi tersebut, saham Tesla termasuk dalam kategori lemah di tengah kekhawatiran bahwa permintaan EV dengan harga mahal akan mengalami penurunan.

Kemudian, pembelian saham Twitter yang dilakukan oleh Elon Musk dengan transaksi sebesar USD 44 miliar juga menjadi pemicu kekhawatiran dari semua pemegang saham bahwa nantinya fokus dari Elon Musk akan berkurang pada Tesla.

 

Tetap Menjadi Produsen Mobil Paling Berharga di Dunia

Meski harus berhadapan dengan anjloknya harga saham, namun Tesla tetap menjadi produsen mobil paling berharga di dunia. Adapun nilai kapitalisasi pasar terhadap brand tersebut mampu mencapai USD 398 miliar pada 22 Desember 2022 lalu.

Nilai tersebut rupanya lebih besar dari pembuat mobil global besar lainnya, seperti Toyota yang kini berada di peringkat kedua dengan nilai separuh dari yang dimiliki oleh Tesla.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar?

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya