Tak Terima Disebut OK OCE Produk Gagal, BPN Prabowo-Sandi Bawa Data BI

Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak membantah pernyataan Wakil Ketua Umum TKN Jokowi-Maruf, Rosan Perkasa Roeslani, tentang OK OCE.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Mar 2019, 16:10 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 16:10 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Merdeka.com/Nur Habibie)
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Merdeka.com/Nur Habibie)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak membantah pernyataan Wakil Ketua Umum TKN Jokowi-Maruf, Rosan Perkasa Roeslani, tentang OK OCE sebagai program gagal. Dahnil mengatakan, berpatokan pada data Bank Indonesia, hadirnya OK OCE di DKI merupakan langkah solutif.

"Rilis Bank Indonesia menyatakan OK OCE salah satu kontributor penyerapan tenaga kerja di DKI. Itu yang positif," kata Dahnil di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2019).

Oleh karena itu, lewat debat cawapres semalam, Sandiaga Uno menegaskan akan membawa program tersebut ke ranah nasional. Dia percaya, masyarakat Indonesia dalam skala lebih luas tidak akan lagi menganggur lewat hadirnya unit usaha mandiri di masing-masing kecamatan.

"Kita naikkan jadi gerakan nasional. OK OCE itu cara Bang Sandi melalukan penyerapan tenaga kerja melalui jalan kewirausahaan. Karena kan enggak semua anak-anak kita mau bekerja tapi mau menjadi wirausahawan," lanjut Dahnil.

Sebelumnya, Rosan mengklaim OK OCE adalah produk gagal. Menurut dia, banyak Unit OK OCE di Jakarta yang bangkrut dan tidak mampu menyerap lapangan kerja seperti dijanjikan Sandiaga saat berkampanye sebagai Cawagub DKI di Pilkada 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2,5 Persen Tercapai

Menurut Rosan, aneh jika Sandiaga mengampanyekan hal senada di level nasional dalam kontestasi Pilpres 2019.

Dia mengatakan, data dimiliki TKN Jokowi-Ma'ruf, dari target OK-OCE di DKI yang dicanangkan 40 ribu per tahun, hanya 1.000 atau 2,5 persen saja tercapai.

Kemudian, dari jumlah tersebut hanya 150 orang saja yang mendapat bantuan modal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya