Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 25 Jul 2016, 15:45 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 14:05 WIB
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Sejumlah orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu kembali mendatangi RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7).
Foto 1 dari 5
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Sejumlah orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu kembali mendatangi RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Mereka meminta manajemen rumah sakit berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak bungkam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Foto 2 dari 5
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Ekspresi para orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu ketika kembali mendatangi RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Mereka meminta manajemen RS berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak bungkam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Foto 3 dari 5
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Salah satu orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu meminta penjelasan seorang staf RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Mereka meminta manajemen RS berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak bungkam (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Foto 4 dari 5
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Seorang staf mencoba menenangkan para orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Mereka meminta manajemen RS berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak bungkam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Foto 5 dari 5
20160715-Soal Vaksin Palsu, Orangtua Kembali Kejar Penjelasan RS Harapan Bunda-Jakarta
Suasana ketika sejumlah orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu kembali memadati RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Mereka meminta manajemen RS berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak bungkam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)