Mengintip Persiapan Atlet Olimpiade Masai 2016 di Perbatasan Kenya-Tanzania

oleh Fatkhur Rozaq Rosyidi, diperbarui 31 Agu 2017, 16:17 WIB
Diterbitkan 11 Des 2016, 17:53 WIB
20161211-Massai-Reuters1
Seorang suku Maasai berias saat persiapan Olimpiade Masai 2016 di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tan
Foto 1 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Seorang suku Maasai berias saat persiapan Olimpiade Masai 2016 di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). (Reuters/Thomas Mukoya)
Foto 2 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Seorang atlet perempuan, Joyce Tokoyan dilumuri cat merah saat persiapan Olimpiade Masai 2016 di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). (Reuters/Thomas Mukoya)
Foto 3 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Seorang suku Maasai mengikat rambutnya saat persiapan mengikuti Olimpiade Masai 2016 di dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). Suku Maasai adalah kelompok suku asli dari Afrika Timur yang memiliki pola hidup semi-nomaden. (Reuters/Thomas Mukoya)
Foto 4 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Seorang wanita dari suku Maasai menyiapkan sepatu untuk mengikuti Olimpiade Masai 2016 di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). (Reuters/Thomas Mukoya)
Foto 5 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Ekspresi seorang atlet wanita dari suku Maasai saat melakukan persiapan untuk mengikuti Olimpiade Masai 2016 di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). (Reuters/Thomas Mukoya)
Foto 6 dari 6
20161211-Massai-Reuters1
Peraih medali emas dalam Olimpiade Rio, David Rudisha (tengah) berfoto bersama dengan para atlet sebelum Olimpiade Masai 2016 dimulai di cagar alam Sidai Oleng, kaki Gunung Kilimanjaro dekat perbatasan Kenya-Tanzania (10/12). (Reuters/Thomas Mukoya)