FOTO: Melihat Uniknya Alquran Mini di Pondok Pesantren Almizan

oleh Johan Fatzry, diperbarui 21 Mei 2019, 10:00 WIB

Diterbitkan 21 Mei 2019 10:00 WIB

Keunikan Pondok Pesantren Almizan dengan Al-Quran Mininya

Alquran mini berukuran 10 mm x 10 mm tersebut seluruh aksaranya ditulis tangan menggunakan tinta emas

Foto 1 dari 6

Melihat Al-Quran Mini di Pondok Pesantren Almizan

Kyai Tubagus Muhammad Tamyiz mengaji dengan Al Quran mini bertinta emas saat mengajar para santri memaknai Kitab Kuning' di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Zenin, (20/5/2019). Al Quran mini ini berukuran 10 mm x 10 mm. (merdeka.com/Arie Basuki)

Foto 2 dari 6

Kaca pembesar melihat Al Quran mini di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al-Quran mini dengan ukuran 10 mm x 10 mm tersebut seluruh aksaranya ditulis tangan menggunakan tinta emas serta ditulis di atas lembaran kulit kayu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Foto 3 dari 6

Kyai Tubagus Muhammad Tamyiz mengaji dengan Al Quran mini bertinta emas saat mengajar para santri memaknai Kitab Kuning' di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al Quran mini ini berukuran 10 mm x 10 mm. (merdeka.com/Arie Basuki)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Santri mengaji Kitab Kuning di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al Quran mini di pasentren ini merupakan barang bersejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma salah satu pahlawan yang berjuang pada zaman kolonial Belanda. (merdeka.com/Arie Basuki)

Foto 5 dari 6

Guru mengajari santri mengaji di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al Quran mini di pasentren ini merupakan barang bersejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma salah satu pahlawan yang berjuang pada zaman kolonial Belanda. (merdeka.com/Arie Basuki)

Foto 6 dari 6

Santri mengaji Kitab Kuning di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al Quran mini di pasentren ini merupakan barang bersejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma salah satu pahlawan yang berjuang pada zaman kolonial Belanda. (merdeka.com/Arie Basuki)