FOTO: Ini Mesin Capit Berisi Kepiting Hidup yang Tuai Protes

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 02 Nov 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2019 09:03 WIB
Mesin Capit Berisi Kepiting
Biasanya claw machine atau mesin capit berisi boneka. Tapi di Singapura justru diisi dengan kepiting hidup
Foto 1 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Kepiting terlihat di dalam permainan mesin capit di sebuah restoran makanan laut di Singapura, 23 Oktober 2019. Mesin capit yang dipajang restoran tersebut mendorong pengunjung untuk menangkap sendiri hewan laut yang hendak disantapnya. (Roslan RAHMAN / AFP)
Foto 2 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Pekerja restoran memasukkan kepiting ke dalam mesin capit di Singapura, 23 Oktober 2019. Pengunjung bisa mencoba menangkap kepiting hidup dari mesin capit itu dengan kupon seharga US$ 5 dan jika berhasil, restoran akan memasakkannya secara gratis. (Roslan RAHMAN / AFP)
Foto 3 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Pekerja memasukkan kepiting ke dalam mesin capit di sebuah restoran makanan laut di Singapura, 23 Oktober 2019. Rekaman video yang diunggah ke media sosial oleh pengelola restoran untuk mempromosikan mesin capit tersebut malah memunculkan kritikan deras. (Roslan RAHMAN / AFP)
Foto 4 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Kepiting terlihat di dalam permainan mesin capit di sebuah restoran makanan laut di Singapura, 23 Oktober 2019. Banyak pengguna media sosial marah dengan tindakan restoran terkait mesin capit hewan itu yang dinilai tidak manusiawi dan keji. (Roslan RAHMAN / AFP)
Foto 5 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Kepiting terlihat di dalam permainan mesin capit di sebuah restoran makanan laut di Singapura, 23 Oktober 2019. Kelompok pecinta hewan, SPCA, mengadukan masalah ini ke departemen Animal & Veterinary Service dan meminta mesin capit itusegera ditutup. (Roslan RAHMAN / AFP)
Foto 6 dari 6
Mesin Capit Berisi Kepiting
Seorang pria mengambil gambar permainan mesin capit berisi kepiting di sebuah restoran makanan laut di Singapura, 23 Oktober 2019. Mesin capit hewan milik restoran ini diprotes karena dinilai membuat hewan luka dan stres yang bisa berdampak pada kualitas daging(Roslan RAHMAN / AFP)