FOTO: Pertama Kalinya, Inggris Tembus 200.000 Kasus Harian COVID-19

oleh Johan Fatzry, diperbarui 05 Jan 2022, 17:00 WIB

Diterbitkan 05 Jan 2022 17:00 WIB

Pertama Kalinya, Inggris Tembus 200.000 Kasus Harian COVID-19

Rumah sakit Inggris kekurangan staf yang disebabkan oleh gelombang infeksi Omicron, kata pemerintah pada hari Selasa (4/1), ketika beban kasus Covid harian negara itu menembus 200.000 untuk pertama kalinya.

Foto 1 dari 6

Seorang pria mengenakan masker untuk mengurangi penyebaran Covid-19, berjalan di sepanjang Whitehall di pusat kota London (5/1/2022). Rumah sakit Inggris telah kekurangan staf yang disebabkan oleh gelombang infeksi Omicron, kata pemerintah pada hari Selasa (4/1). (AFP/Tolga Akmen)

Foto 2 dari 6

Seorang pejalan kaki yang mengenakan masker untuk mengurangi penyebaran Covid-19, berjalan di sepanjang Whitehall di pusat kota London (5/1/2022). Kasus Covid-19 harian negara itu menembus 200.000 untuk pertama kalinya. (AFP/Tolga Akmen)

Foto 3 dari 6

Penumpang melakukan perjalanan dengan kereta bawah tanah Transport for London (TfL) Victoria Line menuju pusat kota London (5/1/2022). Rumah sakit Inggris telah kekurangan staf yang disebabkan oleh gelombang infeksi Omicron, kata pemerintah pada hari Selasa (4/1). (AFP/Tolga Akmen)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Penumpang melakukan perjalanan dengan kereta bawah tanah Transport for London (TfL) Victoria Line menuju pusat kota London (5/1/2022). Kasus Covid-19 harian negara itu menembus 200.000 untuk pertama kalinya. (AFP/Tolga Akmen)

Foto 5 dari 6

Penumpang melakukan perjalanan dengan kereta bawah tanah Transport for London (TfL) Victoria Line menuju pusat kota London (5/1/2022). Rumah sakit Inggris telah kekurangan staf yang disebabkan oleh gelombang infeksi Omicron, kata pemerintah pada hari Selasa (4/1). (AFP/Tolga Akmen)

Foto 6 dari 6

Seorang anggota masyarakat yang mengenakan masker untuk mengurangi penyebaran Covid-19, berjalan di bawah bendera Union saat memasuki Stasiun Westminster di London pusat (5/1/2022). Kasus Covid-19 harian negara itu menembus 200.000 untuk pertama kalinya. (AFP/Tolga Akmen)