Arkeolog Norwegia Temukan Batu Rune Tertua di Dunia

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 18 Jan 2023, 10:16 WIB

Diterbitkan 18 Jan 2023, 10:35 WIB

Arkeolog Norwegia Temukan Batu Bertulis Alfabet Rune Tertua di Dunia

Para arkeolog Norwegia percaya bahwa mereka telah menemukan batu rune tertua di dunia yang ditulis hampir 2.000 tahun yang lalu.

Foto 1 dari 5

Runestone yang ditemukan di Tyrifjorden, Norwegia, diperlihatkan di Museum Sejarah Budaya di Oslo, pada 12 Januari 2023. Para arkeolog dari Museum Sejarah Kebudayaan di Oslo pada Selasa, 17 Januari 2023, mengatakan mereka menemukan batu bertuliskan alfabet rune yang mereka klaim sebagai yang tertua di dunia. (Javad Parsa/NTB Scanpix via AP)

Foto 2 dari 5

Runestone yang ditemukan di Tyrifjorden, Norwegia, diperlihatkan di Museum Sejarah Budaya di Oslo, pada 12 Januari 2023. Para arkeolog di Norwegia menyatakan prasasti tersebut berusia hingga 2.000 tahun, berasal dari hari-hari awal sejarah misterius penulisan rahasia. (Javad Parsa/NTB Scanpix via AP)

Foto 3 dari 5

Profesor Kristel Zilmer memajang runestone yang ditemukan di Tyrifjorden, di Museum Sejarah Budaya di Oslo, pada 12 Januari 2023. Balok persegi datar dari batu pasir kecoklatan memiliki coretan ukiran, yang mungkin merupakan contoh paling awal dari kata-kata yang tercatat dalam tulisan di Skandinavia, kata Museum Sejarah Budaya di Oslo. (Javad Parsa/NTB Scanpix via AP)

Foto 4 dari 5

Berita Terkait

Para peneliti memeriksa runestone yang ditemukan di Tyrifjorden, di Museum Sejarah Budaya di Oslo, pada 12 Januari 2023. Dikatakan, temuan itu "di antara prasasti rahasia tertua yang pernah ditemukan" dan "runestone tertua yang dapat didata di dunia." (Javad Parsa/NTB Scanpix via AP)

Foto 5 dari 5

Profesor Kristel Zilmer memamerkan runestone yang ditemukan di Tyrifjorden, di Museum Sejarah Budaya di Oslo, Norwegia pada 17 Januari 2023. Batu rune itu ditemukan pada musim gugur 2021 selama penggalian kuburan di dekat Tyrifjord, sebelah barat Oslo, di wilayah yang terkenal dengan beberapa penemuan arkeologis yang monumental. (Javad Parsa / NTB / AFP)