Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 21 Mei 2024, 10:05 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024 10:05 WIB
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Bandara internasional utama Haiti dibuka kembali pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan terakhir setelah kekerasan geng yang tak kunjung reda memaksa pihak berwenang untuk menutupnya.
Foto 1 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Para penumpang menunggu untuk menaiki pesawat World Atlantic di Bandara Internasional Toussaint Louverture di Port-au-Prince, Haiti, Senin, 20 Mei 2024. (AP Photo/Ramon Espinosa)
Foto 2 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Bandara internasional utama Haiti dibuka kembali pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan terakhir setelah kekerasan geng yang tak kunjung reda memaksa pihak berwenang untuk menutupnya. (AP Photo/Odelyn Joseph)
Foto 3 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Pembukaan kembali bandara Toussaint-Louverture di ibukota Port-au-Prince diharapkan dapat membantu meringankan kekurangan obat-obatan dan pasokan dasar lainnya. (AP Photo/Odelyn Joseph)
Foto 4 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Pelabuhan utama negara ini masih lumpuh. Gerombolan bersenjata menguasai 80 persen wilayah ibu kota Haiti. (AP Photo/Odelyn Joseph)
Foto 5 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Sejauh ini hanya satu maskapai penerbangan yakni Sunrise Airways yang mengumumkan dimulainya kembali penerbangan, antara Port-au-Prince dan Miami, Florida. (Clarens SIFFROY / AFP)
Foto 6 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Diketahui, bandara internasional Toussaint Louverture telah ditutup untuk penerbangan komersial sejak awal Maret. (Clarens SIFFROY / AFP)
Foto 7 dari 7
Bandara Utama Haiti Dibuka Kembali Setelah Hampir Tiga Bulan
Penutupan dilakukan menyusul serangan terkoordinasi oleh geng-geng yang mengatakan mereka bermaksud menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry. (Clarens SIFFROY / AFP)