Kembali ke Beit Hanoun, Warga Gaza Hadapi Beragam Krisis

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 13 Feb 2025, 20:25 WIB

Diterbitkan 13 Feb 2025, 17:35 WIB

Warga Gaza di Beit Hanoun Hadapi Beragam Krisis

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, penduduk Beit Hanoun kembali ke kampung halaman mereka. Beit Hanoun, yang terletak di ujung utara Jalur Gaza, berbatasan langsung dengan wilayah pendudukan Israel. Setelah agresi Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, kota Beit Hanoun mengalami kehancuran total. Mereka yang kembali mendirikan tenda di tanah terbuka dengan dikelilingi gedung-gedung yang hancur. Kondisi di Beit Hanoun saat ini masih jauh dari layak bagi warga yang kembali. Warga harus menghadapi kurangnya kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan tempat tinggal.

Foto 1 dari 9

Seorang pria Palestina berjalan di depan tenda-tenda yang didirikan di tengah kehancuran di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara pada 12 Februari 2025. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 2 dari 9

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, penduduk Beit Hanoun kembali ke kampung halaman mereka. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 3 dari 9

Beit Hanoun, yang terletak di ujung utara Jalur Gaza, berbatasan langsung dengan wilayah pendudukan Israel. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 4 dari 9

Berita Terkait

Setelah agresi Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, kota Beit Hanoun mengalami kehancuran total. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 5 dari 9

Beit Hanoun merupakan salah satu daerah pertama yang warganya dipaksa mengungsi. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 6 dari 9

Saat ini, mereka mendirikan tenda di tanah terbuka dengan dikelilingi gedung-gedung yang hancur. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 7 dari 9

Kondisi di Beit Hanoun saat ini masih jauh dari layak bagi warga yang kembali. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 8 dari 9

Warga harus menghadapi kurangnya kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan tempat tinggal. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Foto 9 dari 9

Warga terpaksa tinggal di sekolah-sekolah atau mendirikan tenda di jalanan. Kehilangan segalanya akibat agresi Israel yang berlangsung selama lebih dari 15 bulan, semakin memperburuk kondisi kehidupan warga. (Omar AL-QATTAA/AFP)