Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pengembang properti di Jakarta berkumpul. Mereka membahas mengenai berbagai macam persoalan termasuk tantangan di sektor properti dan perumahan.
Tantangan di sektor perumahan dan perkotaan yang makin kompleks menuntut pelaku bisnis properti tidak hanya cukup menguasai bisnis properti saja. Mereka juga perlu memahami semangat kebangsaaan dalam pembangunan negara.
Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan dialog kebangsaan dan pembangunan yang diselenggarakan Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Gedung Lemhanas Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Advertisement
Baca Juga
“Wawasan kebangsaan diperlukan sebagai orientasi dasar dalam berbisnis,” ungkap Ketua REI DKI Jakarta, Amran Nukman.
Dia menambahkan, sebagai asosiasi persatuan perusahaan properti, REI memiliki tanggungjawab agar anggotanya juga memiliki semangat kebangsaan yang kuat. Sikap kenegarawanan juga harus dimiliki pengusaha.
“Nilai-nilai itu sudah harus ditanam di alam bawah sadar dan menjadi sikap mental seorang pengusaha realestat ke depan,” ujar Amran.
Ketua Kehormatan REI, Lukman Purnomosidi menilai wawasan kebangsaan diperlukan bagi pengusaha properti terlebih dalam menghadapi persaingan global seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diberlakukan.
“Termasuk untuk terus menyuburkan semangat pengembang anggota REI dalam mendukung program Pembangunan Sejuta Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” tambah Alumnus Kursus Reguler Angkatan (KRA) 33 Lemhannas itu.
Sementara Gubernur Lemhanas, Budi Susilo Soepandji mengingatkan perlunya memperluas wawasan kebangsaan dan cakrawala pembangunan nasional bagi pelaku ekonomi, tanpa terkecuali. (Naldi/Zul)