Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Rumah.com Property Index untuk kuartal II (Q2) 2017, median harga apartemen untuk rentang Rp350 juta – Rp800 juta di Tangerang Selatan mengalami peningkatan 2,98% dibanding Q1 2017. Kenaikan menyebabkan harga yang semula dipatok Rp18,21 juta per meter persegi naik menjadi Rp18,75 juta.
“Harga yang meningkat salah satu pemicunya bisa jadi karena permintaan yang meningkat juga. Itulah hukum supply dan demand dalam properti,” ungkap Wasudewan, Country Manager Rumah.com.
Menariknya pasar properti di Tangerang Selatan khususnya Alam Sutera turut dirasakan oleh pengembang lokal kenamaan PT Jaya Real Properti, Tbk. Hal tersebut diakui berdasarkan data penjualan Kondominium Silk Town yang naik tiga kali lipat pada semester pertama 2017.
Advertisement
Sejak dipasarkan di akhir tahun 2015 lalu, tower Alexandria diklaim sudah terjual 80% dari total 869 unit. Unitnya dibanderol Rp16,3 juta/m2, atau telah naik 20% dari harga perdana sekitar Rp13 jutaan/m2 atau sekitar Rp415 juta untuk unit termurah (studio 25,4 m2) dan Rp637 juta tipe 1BR (35,34 m2).
Pembelinya rata-rata kaum milenial dan keluarga muda yang berasal dari kawasan Tangerang, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan.
“Rata-rata mereka membeli untuk dihuni (end user), sementara yang tujuan disewakan lebih sedikit karena kondominium ini menjadi alternatif rumah di sekitar kawasan kota mandiri yang harga pasarannya sudah selangit,” kata Shindu H. Wibisono selaku Direktur Pemasaran Kondominium Silk Town.
(Baca ulasan lengkap dan terpercaya seputar proyek Silk Town di sini)
Sebanyak 14 menara rencananya akan dikembangkan dalam kawasan superblok Silk Town, yang terdiri dari fungsi-fungsi apartemen, area komersial, ritel dan perkantoran SOHO dengan nilai konstruksi keseluruhan mencapai Rp10 triliun.
“Jadi kami tidak hanya menciptakan demand, namun juga menciptakan supply-nya untuk para investor. Prospeknya bagus sekali, apalagi kita sudah lakukan groundbreaking April lalu,” imbuhnya.
Untuk dua tahun ke depan, ia mengaku pihaknya akan lebih fokus pada pemasaran dan pembangunan tower pertama dan pengembangan retail. Sedangkan menara kedua akan dipasarkan dua tahun dari sekarang atau setelah topping off tower pertama yaitu pada akhir 2018.
“Kami optimistis semester dua pasar properti akan lebih baik. Ekonomi sudah menuju ke sentimen positif, bank-bank juga ramai memberikan bunga promo sehingga pasar properti bakal kembali menunjukkan gairahnya,” pungkasnya.
(Mau beli rumah atau apartemen baru di Tangerang Selatan? Cari daftarnya lewat sini)
Kontribusi Pembangunan Area Sekitar
Selain konsep kawasan yang saling terintegrasi, respon baik pasar tersebut dinilai berkat inisiatif pengembang membuat jalan utama (boulevard) yang dibuat persis di depan Gedung Pusat Pendidikan Lalu Lintas (Pusdiklantas) Jl Bhayangkara yang menembus hingga ke kawasan Alam Sutera dan Graha Raya-Bintaro.
Shindu menyebut pengembangan infrastruktur ini untuk memberikan gambaran kepada konsumen dan masyarakat bahwa proyek ini dikembangkan dengan baik, terencana dan terukur.
“Selain untuk mendukung pengembangan kawasan Silk Town, adanya akses jalan utama ROW 24 meter yang dibangun di atas lahan kami pribadi ini juga semakin memudahkan mobilitas masyarakat, karena sebelumnya harus menggunakan jalan lama yang hanya dua jalur, cukup macet dan sering banjir,” ujar Shindu.
Aksesnya semakin mudah dijangkau dari seluruh penjuru kota berkat konstruksi ruas tol baru Kunciran-Serpong yang ditargetkan beroperasi tahun depan, yang juga diperkirakan akan berimplikasi pada meningkatnya nilai investasi kawasan Silk Town.
Baca juga: Gerbang Tol Karang Tengah Dihapus, Pasar Properti Serpong Naik?
Graha Raya yang juga dikembangkan oleh Jaya Real Property saat ini tengah menyiapkan fasilitas Trans Retail yang masih dalam tahap penyelesaian, serta Rumah Sakit Pondok Indah yang sedang dalam persiapan pembangunan.
Saat ini, warga Alam Sutera sendiri dimanjakan dengan kelengkapan kawasan ritel dan gaya hidup seperti Flavour Bliss, Trans Retail, IKEA, Living World Mall, dan Mall @ Alam Sutera.
Dari sarana pendidikan, terdapat St Laurensia, Binus University, Bunda Mulia University dan Swiss German University (SGU).