Strategi Beli Rumah untuk Investasi

Sama seperti jenis investasi lainnya, Anda harus memahami seluk beluk dunia properti sebelum siap menyelam dengan modal ratusan juta rupiah

oleh Fathia Azkia diperbarui 20 Nov 2017, 19:55 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 19:55 WIB
Perumahan Pinewood Topaz Regency, Bekasi.
Perumahan Pinewood Topaz Regency, Bekasi. Foto: Rumah.com

Liputan6.com, Jakarta Sektor real estat terbukti banyak mencetak orang sukses. Tak heran jika banyak orang berburu unit properti tidak hanya untuk ditinggali, namun juga sebagai aset investasi.

Namun, sama seperti jenis investasi lainnya, Anda harus memahami seluk beluk dunia properti sebelum siap menyelam dengan modal ratusan juta rupiah. Inilah taktik cerdik dari Rumah.com untuk para investor properti pemula.

1. Pastikan tepat untuk Anda

Apakah Anda cukup sigap dalam memperbaiki kerusakan bangunan, mulai dari toilet mampet, talang air rusak, atau dinding berjamur? Pemilik properti yang punya satu atau dua rumah biasanya mengerjakan sendiri kerusakan yang terjadi pada bangunan.

Tujuannya tentu untuk menghemat biaya. Dan jika Anda tidak suka atau tidak memiliki kemampuan mengerjakannya sendiri, mungkin ini bukanlah jenis investasi yang tepat untuk Anda.

2. Melunasi utang terlebih dulu

Sebagian investor mungkin berutang untuk mengawali portofolionya sebagai pebisnis. Akan tetapi, akan lebih baik jika Anda menghindari utang untuk memulai sebuah bisnis. Setidaknya, lunasi dulu utang lama Anda sebelum mulai mengajukan pinjaman sebagai modal usaha.

Keperluan tidak terduga di masa depan bisa menjadi hambatan dalam menjalankan usaha baru Anda.

Baca juga: Milenial Mau Investasi Rumah? Ini Tipsnya!

3. Mendapatkan uang muka

Investasi properti umumnya perlu menyetor uang muka yang lebih besar ketimbang pembeli properti pertama. Hal tersebut umum menjadi ketetapan sejumlah bank pemberi kredit perumahan. Jadi siapkan modal yang lebih besar untuk keperluan biaya ekstra KPR.

4. Hati-hati dengan kenaikan suku bunga

Ongkos yang dibutuhkan dalam KPR perumahan terlihat ringan di awal, namun seiring berjalannya waktu, kenaikan suku bunga bisa menjadi masalah baru. Harus diingat, Anda harus meminimalisir total angsuran KPR supaya tidak menggerus pengeluaran bulanan.

5. Perhitungkan margin keuntungan

Firma Wall Street, kerap mendapatkan margin keuntungan mulai dari 5% sampai 7% per tahun dari pembelian properti, karena mereka harus membayar gaji pegawai. Di sisi lain, investor pribadi seharusnya bisa mendapat keuntungan hingga 10%.

Siapkan biaya perawatan sekitar 1% dari harga properti setiap tahunnya. Ongkos lainnya seperti asuransi, pajak dan perawatan taman, juga bisa dimasukkan ke dalam daftar perhitungan.

6. Jangan membeli properti tua

Mungkin membeli properti tua dan merenovasinya cukup menggiurkan untuk Anda. Akan tetapi, jika belum berpengalaman, bisa-bisa Anda malah mengalami kerugian. Kecuali jika Anda memiliki kenalan jasa kontraktor berkualitas yang ongkos jasanya cukup terjangkau.

Pilihlah properti dengan harga miring namun tidak memerlukan banyak renovasi. Cari Rumah Mulai Rp300 Juta di Depok?

7. Perhitungkan biaya operasional

Secara umum, perhitungan opersaional dari properti baru Anda adalah sekitar 35% sampai 80% dari pendapatan kotor harga sewa. Jika Anda mematok tarif Rp1,5 juta untuk sewa bulanan dan biaya operasionalnya Rp600.000 maka keuntungan Anda adalah 40%.

Kalkulasi paling mudah adalah dengan menggunakan aturan 50%. Jadi jika biaya sewanya Rp2 juta, maka biaya operasional bisa mencapai Rp1 juta perbulan.

Sudah punya tabungan dan mulai tertarik untuk berinvestasi? Berikut pilihan properti baru dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!

Isnaini Khoirunisa

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya