Kerajinan Limbah Kayu Kulon Progo Banjir Order Luar Negeri

Limbah kayu industri bisa disulap jadi beragam kerajinan.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Mar 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 14:00 WIB
Kerajinan Khas Indonesia Kualitas Dunia di Inacraft 2015
Sebuah stand menampilkan beragam kerajinan dari kayu di International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (9/4/2015). Pameran berlangsung pada 8-12 April 2015 menampilkan kerajinan khas Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Kulonprogo - Kerajinan limbah kayu industri buatan pemuda Dusun Madigondo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diminati pihak mancanegara. Kerajinan itu berwujud jam tangan dan kaca mata.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kulon Progo Niken Progo Laras mengatakan setidaknya lima negara yang memesan jam tangan dan kaca mata kayu yakni Rusia, Vietnam, Pakistan, Ekuador, dan Panama.

"Mereka pesan jam tangan kayu yang merupakan hasil kerajinan tangan dari Samigaluh. Kemudian pembatas kulit juga diminati Singapura," kata Niken di Kulon Progo, seperti dilansir Antara, Kamis (17/3/2016).

Ia mengatakan Duta Besar Indonesia untuk Rusia menawarkan promosi potensi hasil industri masyarakat. Perajin dari Kulon Progo disediakan stand gratis oleh kedutaan untuk mengikuti pameran di Rusia. Namun, perajin kesulitan dana untuk transportasi dan penginapan.

"Perajin hanya disediakan stand gratis, lha berangkatnya yang susah. Perajinnya disuruh bayar sendiri, pemkab tidak miliki anggaran," kata Niken.

Terkait perkembangan industri kecil menengah (IKM) di Kulon Progo, Niken menyebut produksinya meningkat. Namun, ia mengakui sentra industri di Kulon Progo menurun. Ada beberapa sentra industri yang berhenti usaha.


Jumlah IKM di Kulon Progo 20.150 menjadi 20.140 unit usaha industri. Unit usaha yang turun adalah mebel, tapi unit usahanya bergabung.

Pengrajin jam dan kaca mata kayu Samigaluh, Iyos Pramana mengatakan selama ini limbah kayu sisa industri hanya terbuang sia-sia dan hanya dapat digunakan sebagai kayu bakar.

"Atas dasar itu saya mencoba memanfaatkan banyaknya limbah kayu agar memiliki nilai ekonomi," kata Iyos.

Menurut dia limbah kayu jati, mahoni, sonokeling hingga kayu nangka selama ini banyak ditemui di wilayahnya dan hanya terbuang percuma saja.

"Daripada hanya terbuang percuma, saya kemudian mencoba memanfaatkan limbah kayu untuk pembuatan jam tangan kayu," kata dia.

Ia mengatakan limbah-limbah kayu tersebut juga dapat diolah menjadi berbagai kerajinan unik dan bernilai ekonomi tinggi.

"Memang harus telaten, karena proses pembuatan jam tangan kayu ini dilakukan secara manual agar detail jam tangan lebih eksotis," uajr Iyos.

Selain unik, kata dia, kerajinan berbahan limbah kayu yang dirintis sejak Januari 2015 ini juga ramah lingkungan dan antialergi.

"Harga untuk kaca mata kayu ini mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta, sementara untuk jam tangan kayu harganya antara Rp 750 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung bahan dan tingkat kerumitannya," kata Iyos.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya