Ancam Bakal Tembaki Ratusan Warga, Santoso Tewas Dikeroyok

Kejadian bermula saat Santoso menemui dua remaja bernama Rival dan Risaeg Kusuma. Kedua remaja ini dipukuli di lapangan bola desa itu.

oleh M Syukur diperbarui 16 Mei 2016, 07:14 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2016, 07:14 WIB
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStock Photo)

Liputan6.com, Kampar, Riau - Menganiaya dua pelajar dan memaksanya meminum tuak, Santoso alias Ihsan jadi bulan-bulanan ratusan warga di Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

Dia meregang nyawa dan mayatnya ditinggalkan begitu saja di dalam rumahnya. Pihak keluarga ikhlas dalam kejadian ini. Namun, keluarga menolak menyerahkan mayat Santoso kepada kepolisian untuk kepentingan visum.

"Keluarga sudah membuat surat pernyataan penolakan yang diserahkan kepada pihak kepolisian. Meski demikian, penyelidikan tetap dilakukan dengan mengumpulkan keterangan saksi," kata Kapolsek Tapung Hilir AKP Benhardi, Minggu 15 Mei 2016 petang.

Kapolsek menyebutkan, kejadian bermula saat Santoso menemui dua remaja bernama Rival Ariandi dan Risaeg Kusuma. Kedua remaja ini dipukuli di lapangan bola desa tersebut.

Selanjutnya, Santoso memaksa keduanya ikut ke kedai tuak di jalur III Desa Kota Bangun. Keduanya remaja ini kembali kembali dipukuli hingga mengalami luka memar di wajahnya.

Kedua remaja kemudian melaporkan kejadian ini kepada keluarganya pada Sabtu 14 Mei 2016. Sekitar pukul 12.30 WIB, keluarga korban beserta 300 warga mendatangi rumah Santoso.

"Keluarga dan warga tidak senang kepada Santoso karena sudah sering membuat keributan di desa tersebut," kata Benhardi.

Ditemui ratusan warga di depan rumahnya tidak membuat Santoso takut. Santoso malah menantang warga dan kembali masuk ke rumahnya sambil berkata, "Kalau ada yang berani masuk akan saya tembak."

Emosi warga semakin memuncak dan kemudian memanggil Santoso untuk segera keluar dari rumah, tapi tidak menanggapinya.

"Warga kemudian masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan Santoso, namun tidak menjumpainya. Akhirnya diketahui si preman kampung itu bersembunyi di atas plafon rumahnya.

Mengetahui hal tersebut warga memaksa korban untuk turun hingga akhirnya Santoso terjatuh dari loteng rumah tersebut.

"Kemudian karena warga yang geram atas tindakannya kemudian mengeroyoknya hingga tewas," sebut Benhardi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya