Kumpul Kebo Bareng PNS Bersuami, Elite Parpol Kena Sanksi Adat

Pasangan kumpul kebo ini disidang secara adat dan dikenakan sanksi cuci kampung.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 13 Jun 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 22:00 WIB
Pasangan Mesum di Daerah Ini Bakal Dipaksa Nikah
Kebijakan menikahkan pasangan mesum ini akan diberlakukan bersamaan dengan penerapan jam malam di kabupaten tersebut.

Liputan6.com, Bengkulu - Saat bulan Ramadan, seorang petinggi partai politik di Bengkulu diduga berbuat tak senonoh atau asusila, yakni kumpul kebo. Mantan anggota DPRD berinisial BD ini digerebek warga RT 17, Kelurahan Padang Harapan pada Senin dinihari tadi, bersama salah seorang pegawai negeri sipil di Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu.

Puluhan warga bersama ketua RT dan pemuka agama mendatangi kediaman LL, oknum PNS eselon IV itu sekitar pukul 01.00 WIB. Mereka mendapati elite parpol di Bengkulu itu sedang berada di rumah yang terkunci rapat tersebut.

Menurut Anwar, salah seorang warga, saat ditanyai oleh warga, mereka mengaku sudah melakukan nikah siri di salah satu kota di Jawa Barat. Namun, mereka tidak bisa menunjukkan bukti tertulis. LL sendiri saat ini masih memiliki suami yang bekerja di salah satu dinas di Pemerintah Kota Bengkulu dan sedang dalam proses perceraian.

"Sudah lama kami mencurigai gerak-gerik mereka. Ini bulan puasa, jangan cemari lingkungan kami dengan perbuatan maksiat," ucap Anwar di Bengkulu, Senin (13/6/2016).

Keduanya lalu disidang secara adat dan dikenakan sanksi cuci kampung berupa potong kambing pada Rabu 15 Juni mendatang setelah salat tarawih. Pasangan kumpul kebo ini juga harus meminta maaf kepada masyarakat melalui pengeras suara di masjid.

BD dikabarkan sebagai petinggi Partai Golkar di Bengkulu. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku kaget dengan peristiwa ini. Yorrys mengatakan, DPP akan mengambil langkah tegas terkait peristiwa memalukan tersebut.

"Saya baru dengar ini, tentu saja kita akan menindak secara tegas sesuai aturan partai. Karena ini masalah moral. Apalagi dilakukan di bulan puasa," ujar Yorrys saat dihubungi Liputan6.com via telepon, terkait perbuatan asusila petinggi parpol di Bengkulu tersebut. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya