Top 3: Dukun Wanita Ngaku Keturunan Prabu Siliwangi

Bagi mereka yang ingin mendapatkan jasa Nia harus membayar mahar hingga puluhan juta rupiah.

oleh M SyukurKatharina Janur diperbarui 14 Okt 2016, 20:50 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2016, 20:50 WIB
Top 3: Dukun Wanita Ngaku Keturunan Prabu Siliwangi
Bagi mereka yang ingin mendapatkan jasa Nia harus membayar mahar hingga puluhan juta rupiah.

Liputan6.com, Pekanbaru - Fenomena Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mengaku paranormal dan bisa menggandakan uang ternyata menyebar ke berbagai daerah di Nusantara.

Di Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya. Sudirman (50) atau yang kerap dipanggil Kanjeng Dirman, warga Kalibaru Kulon ditangkap polisi setelah dilaporkan kilennya yang merasa ditipu.

Dirman menjanjikan uang berlipat ganda hingga Rp 3,5 miliar bila menyetor Rp 350 juta.

Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, polisi menahan Budiman yang mengaku dukun namun mencabuli pasiennya. Salah satu korban mengaku dijanjikan pekerjaan, mobil, dan pernah diajak ke Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur.

Tak hanya kaum pria. Di Pekanbaru, Riau, seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pemulung mengaku bahwa dirinya keturunan Prabu Siliwangi. Bagi mereka yang ingin mendapatkan jasanya harus membayar mahar hingga puluhan juta rupiah.

Kabar dukun wanita yang mengaku dapat memudahkan rezeki itu, hingga malam ini, Jumat (14/10/2016), paling banyak menyita perhatian pembaca, terutama di kanal Regional, Liputan6.com.

Informasi lainnya yang tak kalah populer mengenai seorang aparat yang diduga oknum TNI kepergok bersama perempuan yang bukan istrinya di dalam kamar.

Selain itu, ada pula berita tentang letusan senjata api milik Bupati Papua di ruang check-in Lion Air Bandara Sentani.

Berikut berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Dukun Mengaku Keturunan Prabu Siliwangi Berkeliaran di Pekanbaru

Si dukun perempuan mengaku bisa menarik keris dari sumur sedalam tujuh meter dengan tenaga dalam. (Liputan6.com/M Syukur)

Seorang pemulung di Pekanbaru berinisial NW alias Nia ditangkap petugas Polsek Tenayan Raya karena berprofesi ganda sebagai dukun palsu. Kepada pasiennya, wanita berusia 39 itu mengaku bisa memudahkan rezeki dengan memberikan penglaris.

Untuk meyakinkan calon korbannya, NW yang merupakan residivis ini mengaku sebagai keturunan Prabu Siliwangi. Pasien yang ingin mendapatkan jasanya harus membayar mahar hingga puluhan juta.

Dengan bujuk rayunya, korban termakan dan menyerahkan uang yang diminta pelaku.

"Pelaku berjanji akan mengembalikan uang itu setelah ritualnya selesai. Tak lama kemudian, pelaku kembali meminta uang Rp 10 juta dengan alasan menyempurnakan ritual," tutur Toni.

Dalam ritualnya, pelaku menyelipkan uang mahar ke dalam Alquran. Untuk meyakinkan korban, pelaku menyebut ritualnya berhasil jika kitab suci umat Islam itu mengeluarkan cahaya dan bisa dibawa sebagai penglaris.

Selengkapnya...

2. Aparat Tepergok Bersama Wanita Bukan Istri di Dalam Kamar

Saat dirazia, petugas mendapati lelaki itu membawa Kartu Tanda Anggota TNI. (Liputan6.com/M Syukur)

Jika sebelumnya ada beberapa aparat yang diduga menjadi beking perambah dua hutan lindung di Riau, kali ini ada anggota yang terjaring razia penyakit masyarakat.

Razia ini digelar Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau bersama Satpol PP Kota Pekanbaru dan Detasemen Polisi Militer di kawasan Jondul, Kecamatan Lima Puluh Pekanbaru, Kamis petang, 13 Oktober 2016.

Dari lelaki tersebut, petugas menemukan kartu tanda anggota TNI. Saat terjaring dan digiring anggota Polisi Militer, lelaki yang belum diketahui identitasnya itu memakai kaus loreng bertuliskan infanteri.

Fibri menyebutkan, saat pihaknya mendatangi lokasi tersebut, pemilik kos berupaya menghalang-halangi dengan mengunci pagar dan pintu rumah. 

Selengkapnya...

3. Senjata Api Bupati Intan Jaya Menyalak di Bandara Sentani

Ilustrasi pistol. (Istimewa)

Senjata api milik Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni meletus di ruang check-in Lion Air Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, sekitar pukul 07.20 WIT.

Letusan senjata tersebut terjadi saat pengosongan peluru dari pistol yang dilakukan ajudannya, Bripka Yuni Y Tabuni.

"Pistol tersebut terdeteksi oleh X-ray. Seharusnya Pak Bupati ini paham, sebelum masuk ke ruang check-in, peluru dalam senjata itu sudah harus dikosongkan. Untung saja tak ada korban jiwa. Jika ada pasti masalahnya tambah besar," ujar Agus, Jumat (14/10/2016).

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya