Bahaya, Kebakaran Lahan Gambut di Meranti Dekati Permukiman

Cuaca panas disertai angin membuat kebakaran lahan gambut di Meranti, Riau, sulit dikendalikan.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Okt 2016, 22:02 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2016, 22:02 WIB
Karhutla Riau
Helikopter tembak air ke lahan gambut terbakar (Liputan6.com / M.Syukur)

Liputan6.com, Meranti - Kebakaran lahan gambut yang terjadi di Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, saat ini terus meluas hingga mengancam permukiman warga di dua desa.

"Tim darat dan udara terus berusaha melakukan pemadaman. Namun, cuaca panas disertai angin membuat kebakaran sulit dikendalikan, dan mulai mendekati permukiman," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, Muhammad Edy Afrizal di Selat Panjang, Kepulauan Meranti, Jumat (14/10/2016), seperti dilansir Antara.

Ia menjelaskan kebakaran yang terjadi di Kecamatan Rangsang Pesisr, tepatnya Desa Telesung terpantau meluas hingga ke Desa Kedabu.

Kondisi terakhir, lanjut dia, area kebakaran dengan permukiman warga hanya berjarak sekitar 500 meter. Permukiman itu bukan merupakan wilayah padat penduduk, melainkan rumah warga yang berada di area perkebunan.

Ia mengatakan kebakaran yang melahan gambut kering mencapai 50 hektare. Mayoritas yang terbakar merupakan semak belukar. Namun sebagian juga melahap perkebunan kelapa, karet, dan sagu masyarakat.

Meski sebagian besar wilayah Provinsi Riau di daratan Pulau Sumatera diguyur hujan dalam tiga hari terakhir, ia mengatakan hal itu tidak terjadi di Pesisir Riau, terutama Meranti.

Edy menggambarkan, saat ini cuaca di Meranti cukup panas dengan angin kencang, dengan hari tanpa hujan mencapai lebih dari satu bulan. Hal tersebut, menurut dia, menyebabkan gambut di wilayah Meranti yang terdiri dari kepulauan di Timur Riau menjadi kering dan sangat mudah terbakar.

Ia menyebut kondisi cuaca seperti itu menjadi hambatan bagi petugas gabungan BPBD, TNI, Polri dan masyarakat yang melakukan pemadaman melalui jalur darat.

"Selain itu kita tim darat juga kesulitan sumber air meski sudah berupaya membentuk kanal-kanal. Sumber air laut juga cukup jauh sekitar 4,5 kilometer dari bibir pantai," tutur dia.

Saat ini dua helikopter bantuan Satgas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, yakni Sikorsky dan MI-8 silih berganti memadamkan melalui operasi pengeboman air.

Berdasarkan laporan foto yang disampaikan Satgas Udara terlihat kebakaran yang menghasilkan asap tebal ke udara masih terjadi di wilayah itu. Kabupaten Meranti merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari tiga pulau besar dan berada di pesisir Riau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Pada tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sempat blusukan ke Meranti, saat kebakaran hutan dan lahan hebat melanda hingga menyebabkan kabut asap di wilayah tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya