Harmoni Pagi dari Danau Mas Harun Rejang Lebong

Kebun milik Ali berada tepat di atas lingkup Danau Mas Harun Bastari. Kita bisa lepas memandang jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Kaba yang masih diselimuti awan.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 24 Sep 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 06:00 WIB
Harmoni Pagi Dari Danau Mas Harun Rejang Lebong
Danau Mas Harus Bastari Rejang Lebong memiliki keindahan alami yang menggoda (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Rejang Lebong - Semilir angin berembun mengiringi langkah Ali Sadikin menuju ladang yang ditanami beragam sayuran pada Minggu pagi. Sesekali terdengar kicauan burung Ketilang emas dan Kecici saling bersahutan. 

Singgah sebentar di pancuran air sebelah kebunnya, Ali menyempatkan diri membasuh muka lalu menuangkan kopi panas bekal sang istri ke dalam cangkir kaleng dan menyeruputnya perlahan. Kebun miliknya berada tepat di atas lingkup Danau Mas Harun Bastari Rejang Lebong. Kita bisa lepas memandang jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Kaba yang maih diselimuti awan.

"Saya betah berlama-lama di sini memandang danau dan gunung sebelum garap lahan," ujar Ali asal Jawa Barat yang ikut program Transmigrasi tahun 1987 di Rejang Lebong, Minggu, 23 September 2018.

Danau Mas Harun berada di Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Awalnya bernama Danau Kasnah yang berarti cermin. Bentuknya yang berada di lembah terkurung bukit dan memiliki air jernih biasa dimanfaatkan para remaja untuk bercermin pada masa lampau.

Danau ini sempat dikuasai Barisan Tani Indonesia (BTI) untuk melakukan konsolidasi. Namun, awal tahun 1960, Kodam II Sriwijaya mengambil alih kawasan. Saat itu, Kodam dipimpin perwira tinggi militer bernama Harun Sohar. Sejak saat itu, akses jalan mulai dibuka dan ditata menjadi objek wisata.

Melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 461 Tahun 2002, ditetapkanlah kawasan ini sebagai kawasan objek wisata dengan nama objek wisata alam Danau Mas Harun Bastari (DMHB). Bastari sendiri diambil dari nama belakang wakil bupati Rejang Lebong yang berasal dari wilayah tersebut yaitu Iqbal Bastari.

Menurut Ali, air yang menggenangi danau ini tidak pernah kering. Sebab sumber mata airnya yang cukup besar yang berbentuk pusaran berada di tengah-tengah danau yang tertutup oleh gambut tebal.

Konon cerita, sumber mata air Danau Mas Harun Bastari Rejang Lebong tersebut ada hubungannya dengan Danau Tes di Kabupaten Lebong, sehingga ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa makhluk halus penunggu Danau Tes, sama dengan yang mendiami Danau Mas Harun Bastari, yaitu sama-sama seorang haji berjenggot panjang.

"Setiap hari libur, banyak yang datang ke sini, warga turun gunung bantu melayani," ujarnya.

 

Sentra Sayuran Organik

Harmoni Pagi Dari Danau Mas Harun Rejang Lebong
Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi produksi tomat yang melimpah yang belum disentuh investasi (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu dikenal sebagai sentra sayuran organik yang dipasok ke Kota Bengkulu hingga Sumatra Selatan. Berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl), kawasan ini memiliki tanah yang subur tanpa harus menggunakan pupuk kimia.

Aditya Putra, pemerhati holtikultura mengatakan, hampir semua jenis sayuran dan buah segar ditanam para petani di kawasan ini. Terutama jenis wortel, kubis, cabe dan tomat. Khusus tomat, produksi petani sangat melimpah dan setiap hari dipanen.

"Melimpah dan semuanya organik," ungkap Adit.

Sayangnya, harga jual yang masih sangat rendah, membuat kesejahteraan para petani belum baik. Petani tomat sering mengeluh, karena harga yang tidak tetap, kadang dipermainkan para tengkulak.

"Pemerintah harus turun tangan," lanjutnya.

Dia berharap ada investasi yang masuk ke wilayah ini, setidaknya ada pabrik pengolahan hasil pertanian, seperti produksi saus tomat dan cabai dalam skala menengah saja. Supaya ada jaminan harga beli tomat yang mampu membangkitkan gairah petani menanam tomat tidak hanya sebagai selingan.

"Jika tidak swasta, mungkin pemerintah bisa investasi bangun pabrik saus, tidak butuh banyak modal," kata Aditya Putra.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya