Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah Jadi Andalan Banyuwangi

Pemda Banyuwangi telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjadikan kawasan itu sebagai geopark dunia. Kawah Ijen dan kawasan Pantai Pulau Merah jadi andalan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 03 Okt 2018, 12:01 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 12:01 WIB
Kawah Ijen
Cable Car Ijen Banyuwangi Ikut Dikawal Dua Menteri. Foto: Ahmad Ibo.

Liputan6.com, Jakarta Pemda Banyuwangi baru saja membentuk Badan Pengelola Geopark demi menjadikan kawasan setempat sebagai geopark dunia. Terkait hal ini, Bupati Banyuwangi Badullah Azwar Anas mengatakan, badan tersebut akan menjadi promotor bagi Banyuwangi agar bisa disetujui UNESCO.

"Kita bekerja sama dengan alumnus Institut Teknologi Bandung. Kebetulan, di antara mereka ada orang Banyuwangi yang memiliki kepedulian tinggi kepada Banyuwangi. Kita masukkan sebagai di Badan Pengelola Geopark," kata Anas menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com.

Badan itu, kata Anas, nanti yang akan merumuskan berbagai hal terkait persyaratan penetapan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Pertemuan untuk mendetailkan hal itu telah dilakukan bersama Badan Pengelola Geopark Banyuwangi.

"Oktober ini diajukan menjadi geopark nasional dulu. Setelah ditetapkan tingkat nasional, baru pada 2019 diajukan ke UNESCO. Kami optimistis Banyuwangi bisa ditetapkan UNESCO sebagai geopark," ungkap Anas.

Dengan menyandang UGG, maka UNESCO juga akan ikut mempromosikan Banyuwangi sebagai destinasi yang sudah bertaraf internasional. Serta, memberikan standar-standar untuk menjaga dan merawat geopark-nya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Geopark Banyuwangi, Suhailik mengatakan, Banyuwangi berpeluang besar ditetapkan sebagai bagian UGG. Mengingat potensi geopark Banyuwangi merupakan salah satu terlengkap di Indonesia.

"Dari tiga keunikan geopark, Banyuwangi memiliki semuanya. Mulai dari geodiversity (keragaman bumi), biodeversity (keragaman hayati), hingga cultural diversity (keragaman budaya)," kata Suhailik.

Ketua 1 Badan Pengelola Geopark Banyuwangi, Rani Razak, menambahkan, hasil riset para pakar geopark independen BD+A Education and Research Company menunjukkan, dari delapan indikator UGG, Banyuwangi secara keseluruhan telah memenuhinya.

Indikator itu meliputi keunggulan situs geologi bertaraf international, keragaman biologis, budaya, kesiapan pemerintah, kesiapan komunitas, konservasi, pendidikan geopark, dan pemberdayaan.

"Apalagi pada 2016 lalu, Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo juga telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer Dunia. Ini akan semakin melegitimasi Banyuwangi sebagai daerah yang layak untuk dijadikan sebagai UGG," ungkap Rani.

Dalam pengajuan ke UNESCO tersebut, ada beberapa lokasi wisata alam yang akan diajukan mewakili Banyuwangi, antara lain Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Kawasan Pantai Pulau Merah.

Banyuwangi punya Ijen yang merupakan kawah dengan air asam terbesar di dunia. Juga ada fenomena api biru yang langka dan mudah diakses. Begitu juga dengan Pulau Merah dengan potensi mineral yang luar biasa dan merupakan jenis pertambangan dengan akses paling mudah dibandingkan pertambangan lainnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya