Liputan6.com, Palu - Peringatan Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) 5 Oktober 2018, semestinya menjadi momentum kemeriahan dan kebanggaan bagi setiap prajurit dalam menjaga keamanan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun kali ini bangsa sedang berduka akibat dihantam gempa bumi dan gelombang tsunami berkekuatan 7,4 Magnitudo di Donggala, Sulawesi Tengah, sepekan lalu, membuat TNI pun dalam suasana pilu.
Setidaknya bagi Sersan Mayor Latif yang memiliki orang tua di Sulawesi Tengah dan sejak beberapa tahun terakhir ini bertugas di Kodim Batanghari di Kota Jambi.
Advertisement
Baca Juga
Berbincang-bincang dalam perjalanan udara, dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu, Sulteng, menuturkan kegelisahannya karena tak bisa kontak dengan keluarganya di Palu.
Ibunya, saudara-saudara kandungnya, dan anggota keluarga yang lain banyak yang tinggal di daerah yang dilanda gempa itu.
Sebagai prajurit yang patuh, dia tak bisa serta merta meninggalkan tempat tugasnya untuk segera mencari tahu soal kegelisahannya, Sabtu (6/10/2018) seperti dilansir Antara.
Prajurit yang pernah bertugas di Afrika Selatan itu pun menyimpan asa untuk bisa bertemu sang Ibu dan saudara-saudaranya.
Setelah mendapatkan izin atasan, tanpa persiapan apa-apa, prajurit dari matra darat itu membaur dengan prajurit-prajurit dari matra udara dan matra laut, yang dikerahkan ke Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, untuk membantu para korban dan pemulihan pada masa tanggap darurat ini.
Sementara hingga kini belum ada informasi resmi berapa prajurit TNI dan keluarganya yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Kegiatan Kemanusiaan jadi Momentum HUT ke-73 TNI
Peringatan Hari TNI kali ini menjadi momentum untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan kemanusiaan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, seluruh pasukan yang dikirimkan ke wilayah bencana untuk memastikan pengamanan penyaluran bantuan. Selain itu juga ditugaskan untuk menjaga objek-objek vital.
Ada sekitar lima batalion yang bertugas membantu penanganan gempa ini.
Mantan Kepala Staf TNI AU sudah memberikan pengarahan kepada seluruh pasukan yang dikirim untuk membantu mempercepat pergerakan perekonomian masyarakat setempat, dengan cara mengawal segala aktivitas, baik itu di kota-kota besar terdampak bencana maupun kota-kota yang masih terisolasi.
"Pengamanan kepada seluruh sektor, termasuk pintu masuk. Kami jaga akses masuk bantuan dari luar sehingga bantuan sampai kepada korban yang memerlukan," kata Panglima TNI.
Pengabdian TNI untuk rakyat dan bangsa dan negara Republik Indonesia memang selalu membanggakan. Dirgahayu TNI.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement