Sepak Terjang Radio 'Rumahan' Jadi Corong TNI Bangun Desa Terpencil

Sejak pertama kali mengudara, radio Panca Jaya Swara FM sudah mendapatkan respon positif dari warga.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Nov 2018, 21:02 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 21:02 WIB
Dandim 0611 Letkol Asyraf Aziz saat talkshow program TMMD di desa Pancasura, Singajaya, Garut, Jawa Barat
Dandim 0611 Letkol Asyraf Aziz saat talkshow program TMMD di desa Pancasura, Singajaya, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Berada jauh di perbatasan Kabupaten Garut-Tasikmalaya, bagian selatan, keberadaan radio Panca Jaya Swara FM di pelosok desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Garut, Jawa Barat memang sangat krusial dalam menyebarkan informasi dan hiburan bagi warga saat ini.

Bahkan, dalam pelaksaan program nasional Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD), salah satu radio amatir pertama di wilayah itu, cukup efektif menyampaikan setiap perkembangan program tersebut.

"Frekuensi jaringan kami ada di 95,5 FM," ujar pemilik radio Panca Jaya Swara FM Saepuloh A Ridho, membuka pembicaraannya dengan Liputan6.com, Kamis (1/11/2018).

Menurut Saepuloh, keberadaan Radio Panca, diharapkan mampu memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai berbagai hal, mulai pembangunan pemerintah, hingga informasi terkini yang tengah beredar di masyarakat.

"Kami juga jadikan radio ini untuk aspirasi, kritikan masyarakat khususnya dari wilayah Garut Selatan," ujar dia yang merangkap sebagai Kepala Desa Pancasura tersebut.

Berada jauh di pelosok, keberadaan radio bagi warga desa Pancasura, memang cukup berarti, terutama dalam menyampaikan aspirasi untuk kemajuan pembangunan desa mereka. "Lebih terasa dan bisa langsung didengar warga," ujar KH Aab Syihabuddin, salah satu tokoh masyarakat Pancasura.

Meskipun terbilang baru, tetapi tercatat daya jelajah radio itu sudah mampu menjangkau hingga 11 kecamatan di wilayah Garut Selatan. "Batas akhir ke jalur Garut sampai Kecamatan Cisurupan, kalau ke wilayah timur hingga Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya," kata Saepuloh menambahkan.

Bermodalkan sedikit informasi mengenai media, ia tidak gentar menjalankan usaha di bidang media informasi itu. Sebuah pemancar radio berdiri tegak di sebuah kantor penyiaran yang berada di belakang pemilik radio tersebut. Sedangkan, sebuah bale-bale lengkap dengan bagan rencana penyiaran, tempat menerima keluhan warga, tersedia cukup leluasa.

Menurutnya, kebutuhan informasi masyarakat, harus mampu dijawab dengan ketersediaan alat yang mumpuni. "Pokoknya yang penting mengudara dulu, sebab kebutuhannya cukup tinggi," kata dia.

Awalnya ruang dapur siaran yang tidak lebih dari ukuran 3x3 meter di salah satu kamar depan rumah. Namun, seiring meningkatnya frekuensi penyiaran, akhirnya radio pindah ke belakang rumah.

Ruang tersebut diubahnya menjadi ruang kreasi penuh ide. Tak heran dengan keterbatasannya itu, radio tersebut mampu menghasilkan ragam acara hiburan menarik buat warga.

Sebut saja Inspektorat atau informasi seputar kita dan masyarakat, kemudian Muspika, musik pilhan Indonesia kasohor, KPK kawih panglipur kalbu, Muspida musik pilihan dari agama, hingga ADD asyiknya dendang dangdut, "Biasanya kami mulai siaran dari pukul 10.00 pagi hingga jam 12.00 malam," dia menambahkan.

 

Fungsi Radio dalam Menyampaikan Program TMMD

Progres pembangunan jalan baru program TMMD di desa Pancasura, Singajaya, Garut, Jawa Barat
Progres pembangunan jalan baru program TMMD di desa Pancasura, Singajaya, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Seiring masuknya program TMMD dalam sejak dua pekan terakhir, Radio Panca Jaya seakan punya hajatan baru membantu menyiarkan informasi pembangunan kepada warga, sehingga kemajuan program dengan mudah dan cepat segera disampaikan kepada masyarakat.

"Saat pertama kali Pak Dandim langsung on air yang langsung kami padu," Saepuloh menambahkan.

Dalam penyampaiannya, selain melaporkan kemajuan di sektor fisik seperti infrastruktur pembangunan jalan, jembatan, gorong-gorong hingga tembok penyangga tanah (TPT), juga digunakan dalam penyampaian bahan untuk pembinaan kepada masyarakat.

"Bisa juga kami gunakan untuk menyampaikan pembinaan bela negara, wawasan kebangsaan, bahaya narkoba, dan lainnya," ujar Dandim 0611 Garut Letkol Asyraf Aziz menambahkan.

Asyraf mengatakan, melihat sulitnya medan selama pelaksanaan program, keberadaan radio Panca Jaya dinilai tepat dalam menyampaikan setiap kemajuan program pembangunan sarana fisik kepada masyarakat sekitar.

"Hingga hari ke-16, progres pembangunan jembatan sudah 45 persen, gorong-gorong sudah 80 persen, pembuatan badan jalan terutama pengerasan sudah 70 persen," papar dia.

Untuk mendukung program di lapangan, ia berharap keberadaan radio Panca Jaya bisa menjadi solusi dalam penyampaian informasi, termasuk meningkatkan tali persaudaraan antar warga. "Kan yang melakukan pembangunan bukan hanya TNI, tapi manunggal bersama-sama masyarakat," ujarnya.

Seperti diketahui Desa Pancasura memang berada di wilayah pelosok selatan Garut, lokasinya yang berada di perbukitan, membuat akses transfportasi sulit ditempuh. Bahkan jika melihat letak geografis, desa terpencil ini lebih dekat dengan Kabupaten Tasikmalaya daripada ibu kota Garut, yang mesti ditempuh dengan lima jam perjalanan darat.

Untuk program TMMD ini, dana yang digunakan sekitar Rp 1,5 miliar. Rinciannya sebesar Rp 1 miliar berasal dari APBD Garut, kemudian bantuan provinsi Rp 290 juta, dan dana dari Mabes TNI Rp 322 juta.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya