Kisah Pemeran Lampor, Pertama Main Film Horor

Film lampor keranda terbang diangkat dari cerita dan legenda masyarakat sehingga membuat masyarakat merasakan suasana dana atmosfer berbeda saat menonton.

oleh Panji Prayitno diperbarui 20 Okt 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2019, 23:00 WIB
Saat Pemeran Lampor Pertama Kali Main Film Horor
Para pemain Lampor Kranda Terbang mengaku baru pertama kali bermain film horor. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah aktor dan aktris papan atas terlibat dalam film horor yang diambil dari legenda masyarakat tentang kehadiran Lampor Keranda Terbang.

Seperti Adinia Wirasti, Dion Wiyoko, Dian Sidik dan Angelia Sidik. Beragam pengalaman selama syuting mereka ceritakan dihadapan penggemar dan wartawan.

Namun yang unik, sebagian besar dari pemain Lampor tersebut perdana bermain film horor. Adinia Wirasti mengaku harus ekstra sabar dalam mengikuti proses pembuatan film garapan Guntur Soeharjanto itu.

"Ekstra sabar sekali dan dedikasinya tinggi karena butuh waktu tiga sampai empat jam hanya untuk shoot kursi goyang yang padahal hanya diambil beberapa detik saja," kata Adinia Wirasti kepada wartawan di nobar premier Lampor di mall Cirebon, Sabtu (19/10/2019).

Menurut dia, proses pembuatan film horor yang sebenarnya terbilang sulit. Dia bersyukur film tersebut selesai digarap dalam waktu 1,5 bulan.

Adinia mengaku selama proses syuting, tidak pernah mendapati pengalaman mistis. Dia mengatakan, syuting film Lampor Keranda Terbang cukup susah dan hingga menguras emosi.

"Pertama main film horor memang lebih susah dan kompleks misal untuk membuat lampor nya saja butuh waktu lama dan harus ekstra sabar," ujar dia.

Dia menjelaskan, dalam film Lampor tersebut, Adinia berperan sebagai Neta. Sosok perempuan Jawa yang nurut dengan suami dan fokus menjadi ibu rumah tangga.

Sosok Lampor

Saat Pemeran Lampor Pertama Kali Main Film Horor
Para pemain Lampor Kranda Terbang mengaku baru pertama kali bermain film horor. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Di tengah keharmonisan keluarga, ada sebuah rahasia yang terkuak saat keluarga Neta pulang ke kampung halaman suaminya di Temanggung.

Sementara itu, Dion Wiyoko mengaku sebagian besar proses syuting film Lampor malam hari. Sementara itu, waktu syuting pada malam hari cenderung lebih cepat.

Dia mengaku, sudah membaca naskah terlebih dahulu sebelum menerima tawarn main film Lampor. Menurut dia, syuting film horor lebih menantang.

"Ini horornya beda dengan film horor pada umumnya ya. Kalau saya sebelum menerima tawaran film pasti lihat dulu sinopsisnya jika menarik saya ikut," ujar dia.

Dalam film Lampor itu, Dion berperan sebagai Edwin yang tak lain adalah suami Neta. Menurut dia, membawakan peran sebagai Edwin memiliki tantangan tersendiri.

Karakter Edwin yang skeptis bahkan cenderung antimistis membuat dia Dion harus melakukan riset mendalam. Dion menjadikan film horor tersebut sebagai tantangan ke depannya.

"Di film ini kami sekeluarga diuji dengan cerita Lampor ini tantangan sekali karena saya harus menampilkan karakter yang cukup kuat," ujar dia.

Seperti diketahui, Lampor Keranda Terbang merupakan film horor yang dilatari beberapa faktor. Pertama, ceritanya berbasis keluarga dan berkutat pada hubungan tiga generasi yakni kakek, anak, dan cucu.

Kedua, Lampor Keranda Terbang mengajak kita ke Temanggung, Kendal, dan beberapa titik di dekat Banyumas, Jawa Tengah. Jarang kita diajak ke sana oleh film Indonesia.

Atmosfer horor dibangun dari suasana alam, karakter masyarakat, dan kultur yang kental. Ketiga, sumber masalah Lampor Keranda Terbang. Hantu di Lampor Keranda Terbang tak digambarkan sebagai arwah penasaran atau korban kejahatan yang menuntut balas. 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya