Jurus Dinkes Jabar Lawan Demam Berdarah Dengue

Dinkes Jawa Barat sudah mengambil sejumlah strategi untuk memerangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai daerah.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Mar 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2020, 20:00 WIB
Membasmi Perkembangbiakan Nyamuk Demam Berdarah
Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019). Fogging dilakukan untuk mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk DBD. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat sudah mengambil sejumlah strategi untuk memerangi kasus demam berdarah dengue (DBD) di berbagai daerah. Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani mengatakan, pihaknya bersama Dinkes Kabupaten/Kota melakukan pemantauan jentik secara berkala.

Salah satu cara yaitu dengan mendorong gerakan satu rumah satu pemantau jentik (Jumantik).

"Kemudian, persediaan abate di semua kabupaten/kota cukup untuk dibagikan ke masyarakat. Tapi memang perlu koordinator di setiap RT untuk menyalurkan abate," kata Berli, Rabu (11/3/2020). 

Sebagaimana kita tahu, abate merupakan obat tabur yang difungsikan sebagai pembasmi telur dan jentik nyamuk. Khususnya nyamuk Aedes Aegypti yang biasanya berada di genangan air terbuka.

Selain membagikan abate, Dinkes Jabar juga memastikan persediaan stok obat-obatan, termasuk infus di semua fasilitas kesehatan tersedia.

"Semua obat-obatan tersedia dan lengkap, termasuk infus. Infus ini dapat menangani penderita DBD yang mengalami shock," ujar Berli.

Berli pun memastikan, semua fasilitas kesehatan di Jabar sudah memahami betul protokol dalam melakukan penanganan terhadap penderita DBD

"Tetapi yang sering terjadi adalah keterlambatan mengantar anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat. Dari 15 kasus kematian itu rata-rata karena keterlambatan," katanya. 

Sebagaimana diketahui, sejak Januari sampai awal Maret 2020, jumlah kasus kematian akibat DBD di Jabar mencapai 15. Sedangkan, di tahun 2019 terjadi 49 kasus kematian akibat DBD.

Berli juga mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk bergerak dalam mencegah DBD. Seperti melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, memanfaatkan tempat yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk.

"Kita berharap masyarakat sudah melakukan gerakan Jumat Bersih atau apa pun itu yang dilakukan secara masif dan bersama-sama, sehingga, bisa menghilangkan tempat nyamuk berkembang biak," ujarnya.

Selain Jumat Bersih, warga diminta untuk melakukan fogging. Fogging dilakukan di tempat yang sudah positif ada virus dengue pada darah seseorang.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya