Suara Gemuruh Saat Jembatan dan 61 Rumah Hanyut Diterjang Banjir Bah di Sintang Kalbar

Banjir besar terjadi sejak Sabtu (11/7) selain mengakibatkan rumah warga hanyut, fasilitas umum lainnya rusak berat, bahkan ada jembatan putus.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2020, 11:57 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 11:44 WIB
Sudin SDA Kewalahan Bersihkan Sampah Bukit Duri
Petugas Sudin Sumber Daya Air (SDA) memunguti sampah-sampah yang tergenang saat banjir di kawasan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Banjir tersebut akibat luapan sungai Ciliwung. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Sintang - Sebanyak 61 rumah warga Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat hanyut terseret banjir, sedangkan ribuan rumah lainnya masih terendam banjir dengan ketinggian mencapai dua meter.

"Air naik dengan cepat dan aliran sungai sangat deras, akibatnya ada 61 rumah hanyut dan 4.007 kepala keluarga, rumahnya masih terendam," kata Camat Kayan Hulu, Yelmanus, di Sintang, Selasa 14 Juli 2020.

Dia mengatakan banjir besar terjadi sejak Sabtu (11/7) selain mengakibatkan rumah warga hanyut, fasilitas umum lainnya rusak berat, bahkan ada jembatan putus.

"PLN sejak 10 Juli sudah tidak nyala, bahkan mesinnya terendam banjir. Mudah-mudahan PLN Ranting Sintang segera bisa memperbaiki mesin. Rumah mesin PLN terendam banjir sampai ke atap," kata dia dilansir Antara.

Tumenggung Adat Desa Lintang Tambuk, Zakaria, menjelaskan jembatan gantung di desanya putus dan hanyut setelah dihantam banjir besar pada Sabtu (11/7), sekitar pukul 09.00 WIB.

"Terdengar suara gemuruh, ternyata jembatan gantung kami sudah putus dan hanyut. Jembatan gantung ini dibangun tahun 2002 yang lalu. Artinya umurnya sudah 18 tahun. Keberadaan jembatan tersebut sangat penting karena menghubungkan transportasi warga kami ke pusat Kecamatan Kayan Hulu," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang, Saragih, mengatakan ada enam kecamatan di daerah itu terkena banjir, yakni Ambalau, Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai, dan Sintang.

Data sementara 58 desa yang terendam, sedangkan di Kecamatan Kayan Hulu, satu jembatan gantung roboh dan satu stegher hanyut. Di Kecamatan Ambalau satu stegher hanyut. "Di Serawai banjir disertai longsor," kata dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Status Tanggap Darurat

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Sejak Jumat (10/7), Pemkab Sintang menetapkan status tanggap darurat dengan dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor 360/543/KEP-BPBD/2020 tentang penetapan status tanggap darurat bencana alam banjir, angin puting beliung, dan longsor di Kabupaten Sintang.

Kondisi banjir mulai bergerak ke hilir, sedangkan Camat Dedai sudah melaporkan ada warga terdampak.

Wakil Bupati Sintang Askiman mengatakan pihaknya sudah meninjau rumah warga yang bergeser dan roboh di beberapa desa. Ada juga sekolah yang terendam banjir.

"Saya minta BPBD, Dinas Perkim, Dinas PU untuk menyiapkan langkah rekonstruksi terhadap kerusakan akibat banjir ini. Ada juga sekolah yang terendam banjir," kata dia.

Ia juga memberikan bantuan sembako untuk dapur umum bagi sembilan desa yang berada di jalur Sungai Kayan di Kecamatan Kayan Hulu. Saat berada di Nanga Tebidah, Wakil Bupati Sintang itu meminta Pemerintah Kecamatan Kayan Hulu dan warga Nanga Tebidah gotong royong membangun ulang rumah sederhana milik Anselmus Sulaiman.

"Kasihan kalau mereka harus nginap di lanting yang dikasih terpal," katanya saat meninjau lanting Keluarga Anselmus Sulaiman yang juga merupakan korban banjir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya