Tari Caci, Tarian Perang Khas Masyarakat Flores

Tari caci menampilkan aksi turun-temurun yang menampilkan pertarungan satu lawan satu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Jul 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2023, 00:00 WIB
Kampung Cecer, Flores, Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Tari Caci yang dipentaskan di Kampung Cecer, Flores, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Foto: Liputan6.com/Ahmad Ibo

Liputan6.com, Flores - Selain sebagai sarana hiburan, kehadiran tarian-tarian tradisional juga sekaligus menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Salah satu tarian yang cukup menarik adalah tari caci yang berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tontonan budaya Manggarai ini akan mengajak penonton seolah melihat langsung perang perebutan kekuasaan. Cerita tersebut memang menjadi cerita khas dalam tarian ini.

Mengutip dari direktoripariwisata.id, tari caci menampilkan aksi turun-temurun yang menampilkan pertarungan satu lawan satu. Pertarungan tersebut bertujuan untuk menguji ketangkasan dan keberanian.

Nama 'caci' diambil dari bahasa Flores yang merupakan komunikasi antara Tuhan dan manusia. Kata 'ca' berarti satu, sedangkan 'ci' berarti uji, sehingga dapat diartikan bahwa tarian ini merupakan uji ketangkasan satu lawan satu.

Dalam tari caci, penonton akan menyaksikan dua orang laki-laki saling bertarung. Mereka juga membawa beberapa senjata, seperti larik atau pecut, nggiling atau perisai, koret atau penangkis, dan panggal atau penutup kepala.

Para penari ini biasanya hanya mengenakan pakaian bagian bawah saja. Sementara bagian atas sengaja dibuat bertelanjang dada.

Adapun 'pakaian perang' serta pelindung paha dan betis yang digunakan penari adalah berupa celana panjang berwarna putih dari sarung songke. Selain itu, penari juga akan mengenakan kain songke berwarna hitam untuk dililitkan di bagian pinggang.

Tari caci biasanya dimainkan saat ada syukuran musim panen maupun ritual tahun baru. Namun, kini tarian ini juga kerap ditampilkan saat upacara adat besar lainnya. Tarian ini juga sering hadir untuk menyambut tamu penting.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya