Deretan Kuliner Nusantara yang Lahir dari Akulturasi Budaya

Mereka mengenalkan dan menyebarkan makanan khasnya, sehingga terjadi penyesuaian dalam hal bahan dan rasa. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan kuliner Nusantara yang lahir dari akulturasi budaya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Okt 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 17:00 WIB
bakpia
ilustrasi/copyright shutterstock.com

Liputan6.com, Yogyakarta - Kekayaan kuliner Nusantara menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Beberapa kuliner khas Indonesia ternyata lahir dari akulturasi budaya.

Akulturasi tersebut terlihat jelas dari berbagai macam kuliner yang lahir dari perpaduan dua budaya atau lebih. Hal tersebut pun menghasilkan budaya baru, tetapi tak menghilangkan unsur aslinya.

Akulturasi budaya dalam kuliner Indonesia tentu tak bisa dipisahkan dari sejarah masa lalu. Indonesia menjadi salah satu wilayah perdagangan bebas yang dilewati berbagai negara.

Mereka mengenalkan dan menyebarkan makanan khasnya, sehingga terjadi penyesuaian dalam hal bahan dan rasa. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan kuliner Nusantara yang lahir dari akulturasi budaya:

1. Bakpia

Oleh-oleh khas Yogyakarta ini ternyata merupakan kuliner Indonesia hasil akulturasi budaya Jawa dan Tiongkok. Bakpia berasal dari dialek Hokkian, tou luk pia, yang berarti kue atau roti berisi daging.

Awalnya, bakpia yang dibawa ke Yogyakarta dibuat dengan isian daging dan minyak babi. Selanjutnya, makanan ini mengalami akulturasi budaya dan lahirlah bakpia dengan isian kacang hijau tanpa minyak babi. Saat ini, isian bakpia pun lebih variatif.

2. Bakso

Makanan yang ada di setiap sudut Nusantara ini ternyata lahir dari akulturasi budaya, yakni budaya Tionghoa. Bakso muncul dari sosok Meng Bo.

Saat itu, ia berinisiatif menumbuk daging dan membentuknya menjadi bulatan. Hal itu dilakukan agar ibunya dapat menyantap daging dengan mudah.

Terkait namanya, bakso berasal dari kata bak dan so. Bak berarti daging, sedangkan so berarti makanan. Sebelumnya, bakso menggunakan daging babi, tetapi penyesuaian akulturasi buday di Indonesia membuat bakso saat ini mayoritas terbuat dari daging sapi, ayam, maupun ikan.

3. Bakwan

Bakwan lahir dari hasil akulturasi budaya Tionghoa. Nama bakwan berasal dari salah satu sub bahasa Tiongkok bak yang berarti daging dan wan yang berarti bola.

Bakwan di Tiongkok adalah sejenis bola daging, tetapi di Indonesia bakwan adalah gorengan berisi sayur. Beberapa orang Indonesia menyebut bakwan dengan nama bala-bala.

 

Martabak

4. Martabak telur

Martabak telur merupakan salah satu camilan populer di Indonesia. Siapa sangka, camilan ini ternyata lahir dari akulturasi budaya India.

Konon, masuknya martabak telur di Indonesia dibawa oleh pemuda Jawa yang menikahi wanita India. martabak telur kemudian disesuaikan dengan lidah orang Jawa dengan menambahkan sayuran dan daging cincang.

5. Perkedel

Perkedel sebenarnya adalah makanan yang berasal dari Belanda. Nama perkedel berasal dari kata frikadel, yakni daging cincang yang dihaluskan dan digoreng.

Namun setelah mengalami penyesuaian, perkedel di Indonesia lebih dikenal sebagai makanan berbahan dasar kentang atau tahu yang dihaluskan dan digoreng.

6. Semur

Makanan Nusantara yang mendapat akulturasi budaya Indonesia dengan Belanda adalah semur. Nama semur bahkan berasal dari bahasa Belanda, smoor, yang berarti makanan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan.

Satu hal yang menjadi perbedaan mencolok antara semur sebelum dan sesudah mengalami akulturasi budaya adalah penggunaan kombinasi rempah berupa cengkeh, pala, dan kayu manis. Kombinasi tersebut menghasilkan cita rasa unik dan lezat.

Biasanya semur berisi daging sapi yang dimasak hingga empuk. Namun, saat ini semur tidak hanya berisi daging, melainkan ada yang berisi tahu dan tempe.

 

Soto Betawi

7. Soto Betawi

Soto betawi merupakan kuliner khas yang ternyata lahir dari akulturasi budaya Indonesia dengan India. Ciri khas soto ini terletak pada bahan ghee, yakni sejenis mentega asal India.

Bahan tersebut kerap digunakan untuk memasak berbagai hidangan di Asia Selatan. Namun, ghee yang dikenal di Indonesia adalah minyak samin. Ghee dapat membuat hidangan menjadi lebih gurih, lezat, dan aromatik.

8. Sup kacang merah

Sup kacang merah merupakan makanan yang lahir dari akulturasi budaya Indonesia dengan Belanda. Nama asli makanan ini adalah bruine bonensoep.

Sesuai namanya, sup ini biasanya dibuat dengan bahan dasar kacang merah dan potongan daging. Sup kacang merah di Indonesia mengalami penyesuaian dengan penggunaan bawang putih, merica, dan pala.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya