Penandatanganan 37 Dokumen Kerja Sama China-Kamboja Akhiri Kunjungan Xi Jinping di ASEAN, Termasuk Pembangunan Kanal USD 1,16 Miliar

Sebelum Kamboja, Xi lebih dulu melawat ke Vietnam dan Malaysia.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 19 Apr 2025, 11:50 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2025, 11:49 WIB
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Senat Kamboja Hun Sen di Bandara Internasional Phnom Penh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (18/4/2025).
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Senat Kamboja Hun Sen di Bandara Internasional Phnom Penh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (18/4/2025). (Dok. AKP via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Phnom Penh - China dan Kamboja sepakat untuk bersama-sama membangun rantai pasok yang aman dan stabil, serta memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur transportasi. Kesepakatan ini diumumkan dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (18/4/2025).Kedua negara juga menandatangani kesepakatan terkait pembangunan sebuah kanal besar yang diharapkan Kamboja dapat mengubah nasib ekonominya, meskipun nilai investasi dan skala proyek tersebut dikurangi.

Kesepakatan ini dicapai dalam kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Kamboja. Kunjungan Xi berlangsung di tengah kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), sehingga dinilai sekaligus merupakan upaya China untuk memperkuat hubungan ekonominya dan perdagangan dengan negara-negara tetangga.

"China mendukung Kamboja dalam membangun Proyek Konservasi Air Terpadu Funan Techo sesuai dengan prinsip kelayakan dan keberlanjutan," bunyi pernyataan bersama Kementerian Luar Negeri China seperti dilansir CNA.

Proyek kanal yang sebelumnya diperkirakan menelan biaya sebesar USD 1,7 miliar—sekitar 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan Kamboja—dan direncanakan sepanjang 180 km, kini diperkirakan bernilai USD 1,16 miliar dengan panjang 151,6 km. Demikian menurut pernyataan terpisah dari pemerintah Kamboja pada Jumat.

Proyek ini akan dibiayai melalui skema kemitraan publik-swasta (Public-Private Partnership), di mana investor Kamboja memegang 51 persen saham, sementara investor China memegang 49 persen. Kanal ini akan menghubungkan cabang Sungai Mekong dengan pelabuhan di Teluk Thailand.

China dalam kesempatan yang sama memuji upaya Kamboja dalam memberantas judi online ilegal dan penipuan online, seperti yang disebutkan dalam pernyataan bersama itu. Kedua negara sepakat untuk terus memperkuat kerja sama penegakan hukum.

Menjelang kunjungan Xi, pemerintah Kamboja menyatakan telah mendeportasi sejumlah kriminal asal China, termasuk warga Taiwan, ke China. Langkah ini menuai kecaman dari Taipei, namun mendapat pujian dari Beijing.

Selain itu, kedua negara menyepakati pembentukan dialog tingkat kementerian antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan mereka, guna memfasilitasi koordinasi dalam isu-isu strategis utama.

Hubungan Kamboja-China Terjalin Erat Sejak Lama

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Senat Kamboja Hun Sen di Bandara Internasional Phnom Penh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (18/4/2025). (Dok. AKP via AP)
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Senat Kamboja Hun Sen di Bandara Internasional Phnom Penh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (18/4/2025). (Dok. AKP via AP)... Selengkapnya

Kamboja menandai akhir kunjungan Xi ke tiga negara di ASEAN, di mana dia mempromosikan China sebagai mitra yang dapat diandalkan di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda kawasan akibat kebijakan tarif yang digagas Presiden Donald Trump.

Selama satu dekade terakhir, China telah memperkuat pengaruhnya di kawasan ini, terutama melalui kekuatan ekonomi yang dimilikinya. Kini, China menampilkan diri sebagai sumber stabilitas dan kepastian, sementara tarif Trump mengancam ekonomi kawasan yang berorientasi ekspor — yang sebagian besar pasar utamanya adalah AS.

Kamboja termasuk negara yang paling terdampak oleh tarif timbal balik AS. Selain tarif universal 10 persen dari Trump, Kamboja turut menghadapi ancaman tarif sebesar 49 persen terhadap ekspornya ke AS setelah masa jeda 90 hari berakhir. Sementara itu, Vietnam menghadapi tarif 46 persen dan Malaysia 24 persen.

Di Vietnam dan Malaysia, Xi menekankan pentingnya memperkuat hubungan, khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi, serta menekankan perlunya menolak tindakan sepihak dan proteksionisme sambil mempertahankan sistem perdagangan multilateral.

Melansir AP, ringkasan kunjungan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Kamboja pada Jumat nyaris tidak menyebut krisis perdagangan tersebut dan lebih menyoroti hubungan bilateral. Namun, kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan bahwa Xi membahas isu perdagangan seperti yang dilakukannya di dua negara sebelumnya.

"Kunjungan bersejarah ini tidak hanya menegaskan kembali komitmen terhadap persahabatan erat antara Kamboja dan China, namun juga memperkuat dan memperdalam Kemitraan Strategis Komprehensif dan kerja sama saling menguntungkan antara kedua negara," bunyi pernyataan dari pihak Kamboja.

Selama kunjungannya ke Kamboja, Xi bertemu Raja Norodom Sihamoni, Perdana Menteri Hun Manet, dan Presiden Senat Hun Sen, ayah sekaligus pendahulu Hun Manet sebagai perdana menteri. Ini adalah kunjungan pertama Xi ke Kamboja sejak tahun 2016.

Ada 37 penandatanganan dokumen kerja sama yang disaksikan Xi dan Hun Manet, yang mencakup investasi, perdagangan, pendidikan, keuangan, informasi, kepemudaan, pertanian, kesehatan, sumber daya air, pariwisata, urusan perempuan, dan lainnya.

China telah menjadi mitra dagang terbesar Kamboja selama 13 tahun berturut-turut, dengan nilai perdagangan dua arah pada tahun 2024 mencapai USD 17,83 miliar—meskipun sangat menguntungkan pihak China. Selama periode yang sama, China merupakan sumber investasi asing terbesar, donor bantuan utama, dan kreditur terbesar Kamboja.

Sikap China soal Iklim dan Bantuan Beda dengan AS

Xi Jinping dan Luong Cuong
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Vietnam Luong Cuong di Noi Bai International Airport, Hanoi, Vietnam, Senin (14/4/2025). (Dok. Athit Perawongmetha/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Terkait isu sosial dan pembangunan, pernyataan Kementerian Luar Negeri Kamboja secara implisit membandingkan posisi China dengan AS, menyebut bahwa kedua pihak mengakui ancaman global yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan berkomitmen memperkuat perlindungan lingkungan serta mendorong kerja sama energi bersih.

Pernyataan yang sama menyinggung bantuan China dalam menangani masalah ranjau darat sisa konflik bersenjata masa lalu, serta kerja sama di bidang kesehatan. Pemangkasan bantuan luar negeri oleh pemerintahan Trump telah memengaruhi sektor-sektor ini dan sektor lainnya.

China dan Kamboja sepakat pula untuk memperkuat mekanisme kerja sama antara angkatan bersenjata kedua negara. China turut membiayai perluasan Pangkalan Angkatan Laut Ream di pesisir selatan Kamboja, yang memicu kekhawatiran bahwa pangkalan tersebut bisa menjadi pos strategis bagi Angkatan Laut China di Teluk Thailand.

Namun, isu pangkalan tidak disebutkan dalam pernyataan resmi. Kamboja secara berulang menegaskan tidak ada perjanjian yang memberikan hak istimewa kepada China atau izin untuk mendirikan pangkalan militer asing.

Kamboja menyatakan bahwa kapal perang dari semua negara sahabat dipersilakan berlabuh di dermaga baru ini, asalkan memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya