Liputan6.com, Banyuwangi - Nur Laili Eka Febrianti (23) mengajukan permohonan penetapan status jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-laki di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi.
Anak dari pasangan Muhlis (49) dan Poniti (39), asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi tersebut, menjalani sidang perdana di PN Banyuwangi pada Senin (17/2/2025).
Sidang permohonan pengajuan ganti status kelamin dengan nomor perkara 14/Pdt.P/2025/PN Byw ini dipimpin oleh Majelis Hakim PN Banyuwangi, Kurnia Mustikawati.
Advertisement
Nur Laili Eka Febrianti merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia hadir di Pengadilan secara langsung bersama ayahnya dan keluarga lainnya, serta didampingi dua orang saksi fakta yang dihadirkan dalam persidangan.
Perempuan kelahiran 8 Februari 2002 yang akrab disapa Li ini, mengajukan permohonan ganti status kelamin bukan alasan transgender, tetapi karena ketidaksempurnaan alat genital yang dimilikinya.
"Awalnya enggak merasa laki-laki, tapi sewaktu kelas lima SD tanda-tandanya mulai muncul, menginjak SMP suara saya berubah besar seperti cowok, sampai sekarang," kata Li saat ditemui usai sidang.
Li mengungkapkan, sejak kecil hingga kini, ia tidak pernah mengalami menstruasi. Hal tersebut yang membuatnya sempat merasa minder dan akhirnya berkonsultasi ke dokter hingga dirujuk ke beberapa rumah sakit.
"Saya periksa ke bagian Urologi RSUD Blambangan, Banyuwangi, setelahnya dirujuk ke RS DR Soetomo Surabaya. Saya sudah melalui beberapa tahapan pemeriksaan di Urologi hingga Andrologi. Tanggal 27 Februari mendatang sudah yang keenam kalinya," ungkapnya.
Menurut ayah kandungnya, Muhlis, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak pertamanya itu memiliki kromosom 46 XY, yang secara medis dinyatakan sebagai laki-laki.
"Hasil pemeriksaan kromosom dari pihak rumah sakit sudah keluar. Li dinyatakan laki-laki karena memiliki jumlah kromosom 46 XY. Yang 46 itu jumlah kromosom utuhnya dan XY menyatakan kromosom itu adalah laki-laki," bebernya.
Muhlis mengaku sejak awal sudah mengetahui kondisi anaknya itu, namun karena keterbatasan pengetahuan, ia baru memahami sepenuhnya setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter. Hingga akhirnya pihak keluarga sepakat mengajukan permohonan ganti status kelamin Li.
Secara Medis Diakui Laki- Laki
Sementara itu, Li yang secara medis telah diakui sebagai laki-laki juga sudah berpenampilan maskulin. Bahkan, ia mengganti namanya menjadi Eki Feblian. Namun, itu belum resmi hingga permohonan ganti status kelaminnya disetujui pengadilan.
Keluarga Li berdoa agar permohonan ganti status kelamin ini dikabulkan. Mereka juga telah melaporkan hal ini kepada lurah setempat, dengan harapan mendapatkan bantuan ataupun perhatian dari pemerintah untuk kelancaran proses yang sedang dilalui.
"Semoga permohonan ganti status kelamin dari perempuan menjadi laki-laki ini bisa dikabulkan. Selain itu, kami juga mengajukan perubahan nama menjadi Eki Feblian. Tapi panggilannya tetap Li. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar dan dimudahkan," ucapnya.
Sidang lanjutan dengan agenda penetapan akan digelar pada bulan ini. Dalam proses sidang perdana, Majelis Hakim menyebut keputusan ganti status kelamin yang diajukan oleh Li akan diumumkan di website resmi PN Banyuwangi.
"Pemohon sudah melampirkan berkas. Sidang selanjutnya tanggal 27 Februari mendatang. Nanti penetapannya diupload di website E-Court," kata Majelis Hakim PN Banyuwangi, Kurnia Mustikawati sebelum menutup persidangan.
Advertisement
