Makna Filosofis di Balik Bentuk Kerucut Nasi Tumpeng

Salah satu ciri khas yang paling menonjol dari nasi tumpeng adalah bentuknya yang kerucut.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 02 Mar 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 17:00 WIB
Sejarah Nasi Tumpeng
Ilustrasi nasi tumpeng/credit: Liputan6.com/indochili.com... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Nasi tumpeng merupakan salah satu hidangan tradisional khas Indonesia, terutama Jawa. Hidangan ini telah menjadi simbol dalam berbagai perayaan dan acara adat.

Salah satu ciri khas yang paling menonjol dari nasi tumpeng adalah bentuknya yang kerucut. Bentuk ini memiliki makna filosofis terkait dengan kepercayaan, budaya, dan hubungan manusia dengan alam serta Tuhan.

Mengutip dari berbagai sumber, bentuk kerucut pada nasi tumpeng erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Jawa kuno terhadap gunung sebagai tempat yang suci. Gunung dianggap sebagai tempat bersemayamnya arwah leluhur dan para dewa.

Dalam tradisi pra-Hindu, masyarakat Jawa memuliakan gunung sebagai simbol kekuatan dan kesucian. Ketika kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia, konsep ini semakin diperkuat dengan adanya kepercayaan tentang Gunung Mahameru.

Gunung ini dianggap sebagai pusat alam semesta dan tempat tinggal para dewa. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut meniru bentuk gunung ini, sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan harapan untuk mendapatkan berkah dari mereka.

Selain itu, bentuk kerucut pada tumpeng juga melambangkan hubungan manusia dengan alam semesta. Puncak yang lancip menggambarkan perjalanan hidup manusia yang penuh tantangan dan usaha untuk mencapai tujuan tertinggi.

Bagian bawah yang lebar melambangkan awal kehidupan yang penuh dengan rintangan dan ujian. Sementara itu, bentuk yang menjulang tinggi diartikan sebagai doa dan harapan untuk meraih cita-cita serta kesuksesan dalam hidup.

Bentuk kerucut juga memiliki makna spiritual tersendiri. Dalam budaya Jawa, gunung tidak hanya dianggap sebagai tempat suci, tetapi juga sebagai penghubung antara manusia dengan Tuhan.

Puncak gunung yang tinggi dianggap sebagai tempat yang paling dekat dengan langit, sehingga bentuk kerucut pada tumpeng juga melambangkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Hal ini merupakan media untuk mengungkapkan rasa syukur dan pengharapan kepada Tuhan.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya