Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyetujui perpanjangan perjanjian penukaran saham bersyarat antara Perseroan dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) selambat-lambatnya hingga enam bulan berikutnya. Hal itu terkait penukaran saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
"Untuk pemenuhan syarat-syarat penutupan perjanjian lebih lanjut, Perseroan dan Tower Bersama telah menyetujui untuk melakukan perpanjangan tanggal pemenuhan syarat-syarat penutupan dari selambat-lambatnya pada 31 Desember 2014 hingga enam bulan berikutnya menjadi selambat-lambatnya 30 September 2015 hingga enam bulan berikutnya," ujar Vice President Investor Relations PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/7/2015).
Andi mengatakan, penukaran saham Mitratel dengan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk masih dalam proses pemenuhan syarat-syarat penutupan sesuai perjanjian.
Advertisement
Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan manajemen Telkom untuk memperpanjang perjanjian penukaran saham antara Perseroan dengan Telkom terkait pengambilalihan saham Mitratel.
"Mereka meminta perpanjangan waktu karena butuh approval dari komisaris Telkom. Kalau dari sisi kami sudah siap. Seharusnya 30 Juni kemarin sudah closing tetapi belum terlaksana karena Telkom butuh waktu itu saja," ujar Helmy saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, pihaknya optimistis pengambilalihan saham Mitratel dari Telkom dapat terlaksana. Pihaknya melihat transaksi tersebut merupakan transaksi saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. "Belum terpikir batal. Kami masih cukup optimistis. Kami melihat ini sebagai transaksi win-win bagi kedua belah pihak," kata Helmy.
Rencana penukaran saham Mitratel dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk telah dilakukan sejak 2014. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk akan menukar 100 persen saham Mitratel senilai Rp 6,5 triliun dengan 13,7 persen saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Kemudian, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk akan menerima tambahan pembayaran Rp 1,7 triliun jika Mitratel mencapai target pencapaian itu. Pembayaran dilakukan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dan Mitratel setelah tahap pertama proses share swap dan laporan keuangan Mitratel dikonsolidasikan ke Tower Bersama. Selain itu, Telkom juga akan mengalihkan utang Mitratel Rp 2,68 triliun ke Tower Bersama.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini M Soemarno kala Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa 30 Juni 2015 menyatakan ada kemungkinan mega transaksi itu batal.
"Minggu lalu mereka (Dewan komisaris Telkom) melaporkan secara lisan kepada saya sudah mengadakan rapat dengan direksinya bahwa sudah bersama-sama menyetujui transaksi Mitratel batal. Kemarin waktu lapor ke saya begitu. Tolong tanya ke komisaris dan direksinya," kata Rini.
Secara terpisah, Pengamat Telekomunikasi dari IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin meminta dikuranginya simpang siur informasi terhadap transaksi tersebut untuk memberikan kepastian bagi pemegang saham publik.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini pukul 15.06 WIB, saham TLKM naik tipis 0,17 persen ke level Rp 2.935 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.819 kali dengan nilai transaksi Rp 103,8 miliar.
Sedangkan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk melemah 4,34 persen menjadi Rp 8.825 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.608 kali dengan nilai transaksi Rp 39,5 miliar. (Ahm/)