Intip Kinerja 4 Emiten BUMN Konstruksi

PT Waskita Karya Tbk membukukan pertumbuhan kinerja laba bersih paling tinggi di antara empat emiten BUMN konstruksi.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Apr 2016, 12:11 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016, 12:11 WIB
20151020-Ekonomi-Nasional-Kuartal-III-2015-Jakarta
Siluet tiang konstruksi pembangunan gedung bertingkat terlihat di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi masih cukup baik di tengah perlambatan ekonomi. Proyek yang terhambat menjadi beban bagi kinerja perseroan.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan laba bersih naik signifikan sepanjang 2015. Laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 104,68 persen menjadi Rp 1,04 triliun. Pendapatan tumbuh 37,88 persen menjadi Rp 14,15 triliun sepanjang 2015.

Kinerja itu didukung dari pendapatan bunga naik menjadi Rp 72,80 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,44 miliar. Selain itu, perseroan juga mendapatkan keuntungan selisih kurs sebesar Rp 13,19 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 3,45 miliar.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencetak pertumbuhan laba bersih 40,9 persen menjadi Rp 463,7 miliar pada 2015. Kenaikan laba didukung dari pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 9,4 triliun pada 2015. Perseroan mampu memperoleh kontrak baru sebesar Rp 13,9 triliun.

 

Sementara itu, PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 38,79 persen menjadi Rp 740,32 miliar. Pendapatan perseroan naik 14,40 persen menjadi Rp 14,21 triliun pada 2015. Kinerja perseroan itu didukung dari kenaikan pendapatan lainnya sebesar Rp 121,45 miliar.

Sementara itu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan kinerja laba bersih turun menjadi Rp 703 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 743,76 miliar. Penjualan bersih naik 9,82 persen menjadi Rp 13,62 triliun pada 2015.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan proyek pemerintah terhambat pada 2015 mempengaruhi kinerja emiten BUMN kontruksi. Akan tetapi, David menilai kinerja emiten BUMN konstruksi masih prospektif pada 2016. Hal itu mengingat pemerintah menggenjot proyek infrastruktur.

"Ini menguntungkan bagi BUMN karena akan mendapatkan proyek pemerintah," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

David menambahkan, bila penyerapan realisasi belanja pemerintah kurang maka itu berdampak terhadap emiten BUMN konstruksi. David merekomendasikan beli untuk saham empat emiten BUMN konstruksi tersebut. (Ahm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya