Kata BEI soal Artajasa Batal Lepas Saham Perdana ke Publik

PT Artajasa Pembayaran Elektronis dikabarkan batal menawarkan saham perdana ke publik pada 2018.

oleh Bawono Yadika diperbarui 27 Mar 2018, 13:46 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 13:46 WIB
20160118--Investor-Tidak-Takut-Jakarta-AY
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio memberikan keterangan kepada wartawan terkait respon BEI Terhadap Terorisme , di BEI, Jakarta, Senin (18/1). Tito menjelaskan para investor tetap bertahan di perdagangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bakal ada 16 perusahaan yang lepas saham perdana ke publik pada semester I 2018. Akan tetapi, satu perusahaan batalkan niat untuk lepas saham ke publik yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio menuturkan, Artajasa membatalkan IPO bukan hal negatif. Hal tersebut merupakan keputusan dari manajemen perseroan.

"Jadi bukan batal atau enggak batal. Setiap emiten punya keputusan masing-masing. Saya kurang tahu reason sebenarnya. Opsi pendanaan lain bisa saja, misal daripada go public, kamu pre-IPO saya dulu, baru go public. Itu hak mereka, jadi bukanlah hal negatif," ujar dia di Gedung BEI, Selasa (27/3/2018).

Tito menuturkan, sebelumnya PT Artajasa Pembayaran Elektronis sudah sampaikan surat kepada BEI untuk melepas saham perdana ke publik.

"Sudah. Jadi selalu ada pencatatan dan pendahuluan, segala macam. Reasons sebenarnya kita tanya secara informal saja," tutur dia.

Akan tetapi, alasan pembatalan IPO Artajasa, Tito belum mengetahui hal tersebut. "Namun untuk pembatalan IPO ini secara formal saya kurang tahu apakah mereka sudah menyampaikan pada kami apa belum. Karena pada dasarnya, kadang-kadang, dia enggak terusin, tapi tiba-tiba diterusin lagi. Ini boleh,” ujar dia..

Sebelumnya PT Artajasa Pembayaran Elektronis akan melepas sekitar 20 persen sahamnya kepada publik. Adapun penjamin emisi efek utama adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

3 Anak Usaha BUMN Bakal IPO pada 2018

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada 16 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) di BEI sepanjang semester I-2018. Tiga di antaranya merupakan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Sudah ada 16 di pipeline untuk IPO sampai sekarang," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Jumat 9 Maret 2018.

Dia mengaku, minat perusahaan untuk go public pada semester I ini cukup banyak. Alasannya karena kondisi makro ekonomi Indonesia terus membaik. "Kondisi makro kita kan bagus yah sekarang. Makanya semester I tahun ini jumlahnya banyak (IPO)," ujar Hamdi.

Hamdi lebih jauh menjelaskan, dari 16 perusahaan yang akan listing di BEI, tiga di antaranya merupakan anak usaha perusahaan pelat merah, yaitu PT BRI Syariah, PT Tugupratama Indonesia, dan PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty).

Sementara untuk target listing 16 perusahaan tersebut, diungkapkannya akan dilakukan di semester I-2018 dengan menggunakan buku Desember.

"Ya kalau di pipeline sih kita usahakan semester I. Pakai buku Desember. Ya mudah-mudahan mereka bisa," tandasnya. Untuk diketahui, sudah ada beberapa perusahaan yang masuk pipeline IPO semester ini. Di antaranya adalah PT BTPN Syariah Tbk, PT Sky Energy Indonesia Tbk, PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk, dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya