Liputan6.com, Jakarta - Target penyerapan dana diperkirakan menjadi tantangan buat calon emiten yang menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018. Hal ini mengingat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sepanjang 2018.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,53 persen secara year to date ke posisi 6.321 pada Kamis 15 Maret 2018. Rata-rata price earning ratio (PER) di BEI 14,4 kali dan price book value (PBV) 2,3 kali.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, calon emiten punya tantangan menawarkan saham perdana di tengah ketidakpastian di pasar saham.
Advertisement
Hal ini terutama dari kondisi eksternal. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang diprediksi menaikkan suku bunga pada Maret 2018 menekan laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen itu menekan laju IHSG. Alfred menilai kondisi tersebut juga membuat investor kurang agresif untuk membeli saham.
Baca Juga
“Fokus penyerapan dana dari investor tantangan terbesar dalam kondisi uncertainty,” ujar Alfred, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/3/2018).
Ia menambahkan, IHSG diliputi ketidakpastian membuat investor menunggu dan melihat sentimen yang ada untuk kembali masuk ke pasar saham. Oleh karena itu, Alfred menuturkan, calon emiten akan mencari anchor investor untuk menyerap dana hasil IPO. Akan tetapi, hal itu membuat saham yang dilepas ke public terutama ritel akan sedikit. Menurut Alfred, hal itu dapat memberikan keuntungan karena permintaan akan besar.
“IPO punya anchor investor tetapi nanti saham buat ritel cukup kecil,” kata Alfred.
Meski demikian, Alfred menilai IPO pada semester I 2018 masih menarik. Apalagi kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018.
Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada 16 perusahaan yang akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018. Salah satu perusahaan yang akan melepas saham perdana tersebut yaitu PT Wijaya Karya Realty Tbk.
Direktur PT Wika Realty Tbk Agung Salladin menuturkan, pihaknya akan melepas saham maksimal 25 persen saham ke publik. Perseroan memakai laporan keuangan Desember 2017 untuk IPO. “Kami sudah lakukan mini expose ke BEI,” ujar Agung lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
16 Perusahaan yang Bakal Lepas Saham ke Publik
Lalu perusahaan mana saja yang akan melepas saham di BEI:
Berdasarkan catatan BEI, seperti dikutip Jumat (16/3/2018):
1.PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah).
2.PT Sky Energy Indonesia
3. PT Indah Prakasa Sentosa
4. PT Jaya Trishindo
5. PT Artajasa Pembayaran Elektronis
6. PT Gihon Telekomunikasi Indonesia
7.PT Dafam Property Indonesia
8.PT Charnic Capital
9.PT Kagum Jaya Sakti
10. PT BRI Syariah
11. PT Royal Prima Tbk
12.PT Asuransi Tuhu Pratama
13.PT Wahana Vinyl Nusantara
14. PT Wijaya Karya Realty
15. PT Surya Pertiwi
16. PT Tridomain Perfomance Material
Advertisement