Liputan6.com, Jakarta - Kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat milik Pertamina mengalami ledakan dan kebakaran hebat pada Senin, dini hari, 29 Maret 2021.
Kilang minyak Balongan meledak sekitar pukul 00.45 WIB. Hingga kini, asap hitam masih membumbung tinggi di area kilang minyak.
Hal ini terungkap melalui video amatir yang diunggah warga di akun Instagram @indramayuterkini terkait kondisi kilang minyak Balongan.
Advertisement
"Kondisi pagi menjelang siang saat ini awan hitam masih membumbung tinggi di sekitar lokasi kejadian," ujar salah seorang pria yang merekam tersebut.
Lalu apakah sentimen itu akan pengaruhi pasar saham terutama ke emiten minyak pada Senin, (29/3/2021)?
Mengutip data RTI, pada penutupan sesi pertama perdagangan, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,07 persen ke posisi Rp 3.310 per saham.
Saham AKRA sempat dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 3.400 per saham. Saham AKRA berada di level tertinggi Rp 3.420 dan terendah Rp 3.300 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.320 kali dengan nilai transaksi Rp 41,1 miliar.
Saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) stagnan di posisi Rp 610 per saham. Saham MEDC dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 620 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi dan terendah Rp 610 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.853 kali dengan nilai transaksi Rp 6,1 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis
Lalu saham PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 0,54 persen ke posisi Rp 366 per saham. Saham ELSA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 370 per saham.
Saham ELSA berada di level tertinggi Rp 374 dan terendah Rp 358 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.412 kali dengan nilai transaksi Rp 10,2 miliar.
Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) susut 0,88 persen ke posisi Rp 112 per saham. Saham ENRG sempat dibuka stagnan di Rp 113 per saham. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 114 dan terendah Rp 110 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 613 kali dengan nilai transaksi Rp 2,2 miliar.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama menuturkan, sejauh ini terbakarnya kilang minyak Balongan Pertamina, dampaknya tidak langsung. Akan tetapi, ada potensi terdampak dari terhambatnya distribusi minyak.
"Untuk emiten yang bermitra dengan Pertamina tentu dapat terdampak dari sisi supply. Namun, penanganan pasca bencana tersebut yang akan menjadi faktor penentu. Hal tersebut terkait ketersediaan minyak di pasaran,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.
Okie menuturkan, salah satu emiten yang kena efeknya yaitu PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Okie menuturkan, saat ini tekanan pada saham AKRA sejalan dengan sentimen itu.
Akan tetapi, jika mengacu pada historis pergerakan, menurut Okie, AKRA berpotensi tertekan dan menguji level support di 3.210. Okie pun mengatakan untuk wait and see dulu di saham AKRA.
Advertisement
Selanjutnya
Sementara itu, Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, dampak kebakaran kilang minyak Balongan tidak akan berdampak mengingat pasokan bahan bakar minyak (BBM) tetap terjaga.
"Pihak Pertamina juga mengatakan pasokannya aman, jadi tidak ada peralihan ke pesaingnya seperti AKRA,” kata dia.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG masih berpeluang menguat terbatas. IHSG menguji area 6.240. Sedangkan pengaruh terbakarnya kilang minyak Balongan terhadap emiten, menurut Herditya tidak terlalu signifikan.
"Pada (saham-red) PT Elnusa Tbk misalnya secara teknikal, koreksinya masih koreksi wajar yang kami perkirakan sedang membentuk awal dari C naik,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.