Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi pandemi yang terjadi tahun lalu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyiapkan beragam strategi agar mampu bertahan. Meski mengalami kesulitan, perusahaan pelat merah ini menegaskan pihaknya tidak melakukan PHK karyawan.
"Selain likuiditas keuangan yang baik, kita juga menjaga kesehatan karyawan dan melakukan efisiensi biaya. Kita enggak muluk muluk jadi saat pandemi goal kita itu menjadi perusahaan yang paling siap dari sisi keuangan dan profit," kata Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito secara virtual, Rabu (14/4/2021).
Tak hanya itu, tahun lalu WIKA juga mengaku tak mencari laba dan proyek besar. Pihaknya hanya ingin bertahan dengan melakukan beberapa strategi salah satunya melakukan stresing test.
Advertisement
Baca Juga
"Kami tidak mencari laba besar dan proyek besar. Jadi saat pandemi ini strategi yang kita gunakan kira kira melakukan stresing test, monitor cash flow. Di tahun 2020 kita juga tidak ada investasi baru jadi hanya melanjutkan yang sudah ada," ujar Agung.
Untuk 2021, Wijaya Karyatelah menyiapkan beberapa strategi khusus, seperti investasi di sektor industri dan mineral. Hal ini dilakukan karena sektor tersebut belum banyak dilirik perusahaan lain.
"Kita tetap investasi namun kita memilih secara ketat. Jadi kita akan invetasi. Invetasi ke airan yang orang belum banyak, lalu mineral yang ke depannya lebih baik," tuturnya.
Agung juga menegaskan pihaknya tidak akan melakukan investasi jalan tol ke depan. Ini dilakukan untuk fokus pada investasi di bidang baru.
"Agar mendukung investasi baru, kita harus integrasi dengan BIM. Untuk mendukung hal ini kita harus berpantner dengan partner asing," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Optimistis Kinerja 2021 Lebih Baik
Pandemi yang terjadi tahun lalu membuat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengalami penurunan kontrak kerja baru. Hal ini membuat Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito optimistis untuk meningkatkan target kontrak kerja baru pada 2021.
"Tahun 2019 kita mendapatkan Rp41,17 triliun kontrak baru. Pada tahun 2020 kita akui dengan adanya pandemi otomatis mempengaruhi kontrak baru dan mengalami penurunan. Untuk 2020 kami hanya mendapatkan kontrak baru Rp23,37 triliun," ujar dia, Rabu, 14 April 2021.
Pada 2021, Agung menegaskan pihaknya telah evaluasi sehingga target kontrak kerja baru yang ditetapkan mencapai Rp40,12 triliun.
"Dengan evaluasi kami tahun 2021 kami menargetkan kembali ke Rp40 triliun. Ada beberapa hal yang mendorong tingkat optimis kami di antaranya, adanya proyek pemerintahan," ujarnya.
Selain itu, Agung juga menyebut proyek BUMN yang tidak terkena imbas pandemi COVID-19 sudah mulai melakukan lelang. Oleh karena itu pihaknya optimistis kinerja keuangan sepanjang 2021 juga bisa mengalami perbaikan.
"Memang pandemi ini membuat Wika jatuh bangun, tapi kami akan tetap bangun terus. Kita ada portofolio yang berbeda dari induk dan anak usaha sehingga kalau katakan saat ini Realty mati, kita masih ada Wika beton, precast, dan lain-lain sehingga sampai saat ini kita masih tetap eksis," tuturnya.
Terkait pendapatan WIKA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 322,34 miliar pada 2020. Angka ini ditopang oleh penjualan sebesar Rp 16,54 triliun sesuai laporan keuangan hingga 31 Desember 2020.
Catatan tersebut mencerminkan keberhasilan Wijaya Karya dalam merealisasikan laba bersih 54,81 persen lebih tinggi dari review target Perseroan akibat penyebaran pandemi COVID-19.
Adapun kontribusi terbesar dari penjualan didapat dari sektor infrastruktur dan gedung yang kemudian diikuti secara berturut-turut oleh sektor industri, energi & industrial plant serta properti.
Advertisement