Pendapatan PGAS Turun pada 2020, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Analis Bina Artha Sekuritas, Nafan Aji mengakui ada penurunan saham PGAS beberapa waktu terakhir.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 14 Apr 2021, 07:28 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 03:18 WIB
20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2020, pendapatan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mengalami turun hingga 25,02 persen. Bila 2019 angka yang mampu dicapai USD 3,84 miliar, tahun lalu hanya USD 2,88 miliar.

Melihat hal ini, analis Bina Artha Sekuritas, Nafan Aji mengakui adanya penurunan saham PGAS beberapa waktu terakhir.

"Kalau kita lihat pergerakan harga PGAS mengalami pelemahan ya. Hal ini tak terlepas dari dampak penurunan pendapatan sepanjang tahun 2020," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (14/4/2021).

Saham PGAS alami koreksi tajam dalam dua hari. Pada 12 April 2021, saham PGAS turun 6,82 persen ke posisi Rp 1.230 per saham. Pada 13 April 2021, koreksi saham PGAS mencapai 4,07 persen ke posisi Rp 1.180 per saham.

Koreksi terpanjang terjadi baru-baru ini pada Maret 2021. Selama empat hari berturut-turut, saham PGAS turun. Saham PGAS turun 1,75 persen pada 22 Maret 2021. Berlanjut pada 23 Maret 2021, saham PGAS koreksi 1,43 persen. Lalu saham PGAS tergelincir 1,45 persen ke posisi Rp 1.360 per saham pada 24 Maret 2021, dan pada 25 Maret 2021, saham PGAS susut 2,57 persen.

Nafan menyebut, PGAS membutuhkan stimulus positif untuk bisa meningkatan pergerakan sahamnya beberapa waktu ke depan, salah satu potensi pemulihan dan permintaan.

"Selain itu, mungkin juga peningkatan distribusi gas. Sebelumnya mungkin ada penurunan demand karena adanya kebijakan PSBB, saat ini beberapa wilayah sudah tak melakukan itu, ini bisa meningkatkan sisi fundamental PGAS," ujarnya.

Terkait investasi, Nafan menyebut PGAS masih layak dilirik investor untuk jangka panjang."Tapi untuk investasi jangka panjang menurut saya masih memungkinkan mengalami perbaikan," tuturnya.

Beban pokok pendapatan PGAS mengalami penyusutan 22,51 persen dari USD 2,62 miliar pada 2019 menjadi USD 2,03 miliar pada 2020.

Dengan demikian, laba bruto turun 30,38 persen.Perseroan mencatat laba bruto sebesar USD 854,41 juta pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,22 miliar. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 10 April 2021.

Perseroan mampu menekan sejumlah beban sepanjang 2020. Beban niaga dan infrastruktur sebesar USD 351,93 juta. Realisasi beban niaga ini turun dari periode 2019 sebesar USD 439,14 juta. Beban umum dan administrasi tercatat USD 176,57 juta pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya USD 269,78 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham PGAS

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 13 April 2021, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN turun 4,07 persen ke posisi Rp 1.180 per saham. Saham PGAS melemah 20 poin ke posisi Rp 1.210 per saham.

Saham PGAS berada di kisaran Rp 1.210-1.145 pada Selasa pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham 20.217 kali dengan nilai transaksi Rp 232,6 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya