Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total realisasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sentuh Rp 149,3 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, angka tersebut termasuk asumsi jika rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terserap seluruhnya.
Baca Juga
"Sampai dengan 14 September 2021, dengan asumsi right issue oleh BBRI sudah dilaksanakan seluruhnya, maka total realisasi fundraised yang berasal dari rights issue Perusahaan Tercatat sebesar Rp 149,27 triliun," ujar dia kepada awak media, ditulis Kamis (16/9/2021).
Advertisement
Dalam aksinya, BBRI menerbitkan 28.213.191.604 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 3.400 per saham. Total dana yang akan diperoleh BBRI direncanakan sebesar Rp 95,9 triliun. Angka ini juga disebut sebagai right issue terbesar sepanjang sejarah Bursa.
"Apabila right issue yang direncanakan seluruhnya terserap pasar, maka total fundraised dari right issue BBRI sebesar Rp 95,9 triliun. Jumlah tersebut merupakan nilai fundraised terbesar sepanjang sejarah Bursa," kata Nyoman.
Saat ini masih terdapat 43 perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline rights issue Bursa dengan perkiraan penggalangan dana atau fundraised sebesar Rp 23,24 triliun.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penggalangan Dana dari Pasar Modal Masih Ramai pada Semester II 2021
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, perusahaan masih antusias untuk menggalang dari pasar modal. Hal ini seiring stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021.
BEI menyatakan terdapat 30 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa dengan total dana yang direncanakan untuk dihimpun sebesar Rp 9,6 triliun hingga 3 September 2021.
Sedangkan obligasi dan sukuk sudah 26 emisi yang berada pada pipeline bursa. Obligasi dan sukuk itu akan diterbitkan oleh 17 perusahaan. Total emisi obligasi dan sukuk yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 24,84 triliun.
Selain itu, perusahaan yang bermaksud menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang sudah ada di pipeline mencapai 44 perusahaan dengan total dana rights issue yang direncanakan sebesar Rp 116,57 triliun.
"Berdasarkan catatan kami atas dokumen yang disampaikan calon perusahaan tercatat saham, obligasi dan sukuk, sebagian besar direncanakan akan tercatat pada 2021," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Selasa, 7 September 2021.
Nyoman menambahkan, perusahaan masih antusias untuk menghimpun dana di pasar modal. Hal tersebut dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline bursa, menurut Nyoman, jumlahnya masih relatif baik.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021," ujar dia.
Nyoman mengatakan, penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik. Hal ini dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di bursa," kata dia.
Â
Advertisement