Liputan6.com, Jakarta PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) tengah dalam proses pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tesebut, perseroan mengincar dana segar USD 650 juta atau skeiar Rp 9,7 juta.
Angka itu lebih rendah dari yang sebelumnya diajukan perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak-banyaknya Rp 15,11 triliun.
Dengan besaran dana yang diincar itu, Direktur PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Suparsin Darno Liwan menyebutkan saham yang akan ditawarkan perseroan nanti berkisar 12-13 persen dari total saham yang disetor.
Advertisement
“Jadi yang diajukan kepada OJK itu jumlah sebanyak-banyaknya 18 persen dengan dana yang dihimpun sebanyak-banyaknya Rp 15,11,” terang Suparsin saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai sejak Rabu, 15 Maret lalu dna akan berlangsung hingga 24 Maret 2023. Rencananya, Saham NCKL akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.
Sebelumnya, dalam prospektus IPO perseroan, disebutkan bahwa Trimegah Bangun Persada akan melapas sebanyak-banyaknya 12,09 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu mewakili 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Harga Penawaran
Adapun, harga penawaran berkisar antara Rp 1.220-Rp1.250 per saham. Dengan demikian, Trimegah Bangun Persada mulanya diperkirakna bakal mengantongi dana Rp 14,75 triliun sampai dengan Rp 15,11 triliun dari IPO.
"NCKL akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5 persen atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation, ESA) dimana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran," kata Presiden Direktur NCKL, Roy A. Arfandy.
NCKL menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Sedangkan untuk penjamin emisi efek ditunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.
Advertisement