Liputan6.com, Jakarta PT Alamtri Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2025. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha USD 2,08 miliar atau sekitar Rp 34,08 triliun (asumsi kurs Rp 16.400 per USD). Pendapatan itu turun 2,66 persen dibandingkan pendapatan usaha pada 2023 yang tercatat sebesar USD 2,14 miliar.
Bersamaan dengan turunnya pendapatan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan tahun buku 2024 menjadi USD 1,2 miliar dibanding beban pokok pendapatan pada 2023 yang tercatat sebesar USD 1,27 miliar. Sehingga laba kotor tahun buku 2024 masih naik menjadi USD 874 juta dibanding laba kotor 2-23 yang tercatat sebesar USD 867,68 juta.
Sayangnya, beban usaha pada 2024 naik menjadi USD 140,36 juta dibanding USD 93,95 juta pada 2023. Beban lain-lain naik menjadi USD 22,24 juta pada 2024 dibanding USD 8,8 juta pada 2023. Alhasil, laba usaha pada 2024 tergerus menjadi USD 711,4 juta dari USD 764,94 juta yang dicatatkan pada 2023. Pada tahun buku 2024, biaya keuangan tercatat sebesar USD 54,14 juta, penghasilan keuangan USD 119,96 juta, dan bagian atas ventura bersama USD 32,6 juta.
Advertisement
Laba Turun 15,93 Persen pada 2024
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar USD 1,38 miliar atau sekitar Rp 22,63 triliun. Laba itu turun 15,93 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar USD 1,64 miliar. Sehingga laba per saham dasar turun menjadi USD 0.04491 dari sebelumnya USD 0.05309 per lembar.
“Kami terus mempertahankan fokus pada keunggulan operasional dan pengendalian biaya di tengah kondisi makro yang dinamis. Dedikasi terhadap kepemimpinan dalam hal biaya telah tertanam dalam telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh aspek operasi dan tercermin pada margin EBITDA operasional kami. Dengan organisasi yang ramping, kami ingin bertumbuh secara berkelanjutan dan menangkap peluang pada ekonomi hijau," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Alamtri Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (5/3/2025).
Informasi saja, AlamTri telah menjual sebagian besar kepemilikannya atas PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan karenanya, tidak lagi mengkonsolidasikan laporan keuangan AADI dan anak- anak perusahaannya setelah rampungnya proses PUPS.
Aset Perusahaan
Pada posisi per akhir 2024, total aset tercatat turun 36 persen yoy menjadi USD 6.702 juta dan saldo kas dan setara kas turun 58 persen menjadi USD 1.406 juta.
Kas meliputi 21 persen total aset. Aset lancar turun 39 persen menjadi USD 2.606 juta. Porsi lancar dari investasi lainnya naik signifikan menjadi USD 628 juta, mencerminkan nilai wajar sisa kepemilikan AlamTri atas AADI dengan porsi 15,37 persen.
Aset tidak lancar pada akhir 2024 tercatat 34 persen lebih rendah daripada pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 4.096 juta.
Pada posisi di akhir 2024, properti pertambangan mencapai USD 547 juta, atau turun 45 persen dari tahun sebelumnya. Properti pertambangan meliputi 8 persen total aset.
Posisi aset tetap pada akhir 2024 yang tercatat sebesar USD 1.529 juta setara dengan penurunan 13 persen dari akhir FY23. Seiring pertumbuhan bisnis, ADRO mempertahankan komitmennya terhadap investasi strategis pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta pada proyek-proyek infrastruktur penting dan alat berat.
Perusahaan terus mengalokasikan belanja modal yang signifikan untuk proyek-proyek ini. Aset tetap meliputi 23 persen total aset.
Posisi total liabilitas pada akhir 2024 mencapai USD 1.331 juta, atau turun 57 persen dari periode yang sama tahun lalu. Liabilitas jangka pendek turun 70 persen yoy menjadi USD 647 juta, terutama karena jatuh temponya Senior Notes, yang bernilai USD 697 juta, serta penurunan utang usaha, utang dividen, dan beban yang masih harus dibayar masing-masing sebesar 54 persen, 53 persen, dan 41 persen menjadi USD 158 juta, USD 200 juta, dan USD 152 juta.
Liabilitas jangka panjang turun 26 persen yoy menjadi USD 684 juta terutama karena penurunan provisi biaya dekomisioning, dan rehabilitasi, reklamasi, dan penutupan tambang. Utang berbunga turun 61 persen yoy menjadi USD 548 juta.
Posisi total ekuitas pada akhir 2024 tercatat sebesar USD 5.371 juta, atau mencerminkan penurunan 28 persen yoy karena penurunan saldo laba setelah pembagian dividen tunai final tambahan pada bulan Desember 2024.
Advertisement
Arus Kas
Arus kas dari aktivitas operasional pada 2024 naik 75 persen menjadi USD 2.011 juta karena penurunan pembayaran royalti dan pajak penghasilan badan. ADRO membayar pajak penghasilan badan dan final sebesar USD 446 juta, atau turun 71 persen yoy.Arus kas dari aktivitas investasi.
Perusahaan melaporkan arus kas sebesar USD 1.437 juta dari aktivitas investasi, atau naik 347 persen dari FY23, terutama karena arus kas masuk sebesar USD 2.181 juta dari penjualan saham AADI melalui mekanisme PUPS. Pembelian aset tetap naik 45 persen menjadi USD 813 juta, selaras dengan rencana investasi perusahaan.
Belanja modal pada 2024 naik 36 persen menjadi USD 514 juta. Belanja modal yang dikeluarkan pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan tongkang, investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukung, serta investasi pada infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan volume Pada 2024, arus kas yang digunakan dalam aktivitas pembiayaan naik 173 persen menjadi USD 3.637 juta, terutama karena kenaikan pembayaran dividen dan pelunasan senior notes.
