Liputan6.com, Jakarta Bangtan Boys atau BTS akan kembali dengan karya terbarunya, Love Yourself: Her. Dalam konferensi pers, BTS menyebutkan harapannya dengan album barunya yang mereka sebut BTS Chapter 2 ini: menaklukkan industri musik dunia lewat tangga lagu Billboard, diwartakan Yonhap, Senin (18/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
"Kami ingin menembus deretan musik dunia Billboard's Hot 100 seperti PSY. Kami ingin terus dikenang dengan karya kami," kata Rap Monster menyebutkan harapan BTS sebagai boy band K-Pop.
Album baru ini juga menandai perjalanan yang akan ditempuh BTS. Untuk membuat mereka terus menjadi yang terbaik, personel BTS saling berkompetisi menunjukkan kelebihan mereka.
"Aku merasa ini adalah awal perjalanan bagi kami. BTS Chapter 2 adalah awal. Kami bersaing ketat satu sama lain untuk menunjukkan warna kami kepada penikmat musik," Rap Monster menambahkan.
BTS Dianggap Munafik
Sebelumnya, BTS sempat menyebutkan tak mau melakukan promosi di seluruh dunia. Setelah menang Billbord Music Awards 2017, BTS sempat mengungkapkan tak mau membuat lagu dalam bahasa Inggris.
Mendadak dalam konferensi pers, BTS menyebutkan ingin menguasai dunia dengan masuk ke deretan tangga lagu ternama Billboard. Hal itu dianggap bertolak belakang dengan pernyataan BTS beberapa waktu lalu.
Penikmat musik pun menilai BTS munafik. Selain itu, BTS juga dianggap sebagai "boneka" agensi yang mengasuhnya, Big Hit Entertainment, karena terlihat tak bisa mengekspresikan diri setelah sukses besar.
"Aku pikir satu-satunya cara lagu penyanyi atau musisi bisa masuk ke Billboard dengan diputar di radio di Amerika Serikat. Itu merupakan karier internasional. Sebelumnya, BTS bilang tak mau debut di Amerika Serikat. Selain itu, mereka menyebut tak peduli dengan media Barat," tulis pengguna Faith Forster Pascual dari San Pedro, California, melalui KoreaBoo.
"Jujur saja, aku benci mengatakan hal ini. Tapi aku merasa kini BTS menjadi mesin pencetak uang. Dalam setiap konferensi pers atau tampil di media, BTS jadi terlihat seperti boneka, tak terlihat ada emosinya, semua pembicaraan mereka seolah sudah diatur," tambah Faith Forster Pascual.
Advertisement