Amalan Ringan untuk Ibu Hamil agar Lahir Anak Sholeh Sholehah, Amalkan Mulai Sekarang

Buya Yahya menceritakan dialog seorang ayah yang mengadukan anaknya kepada Sayyidina Umar bin Khattab. Namun, justru sang anak balik bertanya tentang kesalahan ayahnya dalam mendidik sejak dini

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Apr 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2025, 20:30 WIB
KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya)
Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah, Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Persiapan menjadi orang tua sejatinya dimulai jauh sebelum seorang anak hadir ke dunia. Proses mendidik tidak hanya dimulai sejak anak dapat bicara atau berjalan, namun sudah bermula sejak dalam kandungan, bahkan sejak pemilihan pasangan hidup.

Pendakwah yang sering mengupas masalah keseharian KH Yahya Zainul Ma’arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, menegaskan pentingnya tanggung jawab spiritual orang tua dalam fase awal kehidupan anak. Menurutnya, pendidikan anak dimulai dari kesungguhan orang tua sebelum dan saat hamil.

Dalam kajiannya, Buya Yahya menceritakan dialog seorang ayah yang mengadukan anaknya kepada Sayyidina Umar bin Khattab. Namun, justru sang anak balik bertanya tentang kesalahan ayahnya dalam mendidik sejak dini.

Menurut Buya Yahya, Sayyidina Umar menjawab dengan tiga tanggung jawab utama orang tua: memilih pasangan yang baik, memberi nama yang baik, dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak sejak dini. Semua itu dimulai jauh sebelum anak lahir.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya yang juga dikenal sebagai Pengasuh LPD Al Bahjah, mengingatkan bahwa memilih pasangan yang memahami agama adalah bentuk awal dari pendidikan generasi berikutnya.

"Kalau ingin punya anak yang sholeh, jangan hanya cari istri karena wajah cantik atau harta. Pilih yang paham agama, karena ia akan jadi madrasah pertama bagi anak-anaknya," tegas Buya Yahya, dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, dikutip Kamis (17/04/2025). 

Buya Yahya menyampaikan bahwa setelah kehamilan terjadi, proses pendidikan TERHADAP anak pun telah dimulai. Meski janin belum lahir, ikhtiar spiritual ibu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan ruhani anak.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Amalan-amalan yang Bisa Dilakukan

Asupan Kaya Nutrisi untuk Ibu hamil
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: unsplash.com/Suhyeon... Selengkapnya

Amalan pertama yang ditekankan adalah menjauhi maksiat. Ibu hamil harus menjaga penglihatan, pendengaran, dan pergaulannya dari hal-hal yang tidak diridhai Allah, karena hal itu akan membekas dalam jiwa anak yang dikandung.

Selain menjauhi maksiat, Buya Yahya menyarankan agar ibu hamil memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan bershalawat. Amalan-amalan ini ringan namun berdampak besar bagi anak kelak.

Jika fisik tidak memungkinkan untuk melakukan ibadah berat, seperti saat hamil tua, maka sholat pun boleh dilakukan dalam posisi duduk. Yang penting adalah menjaga kesinambungan ibadah.

Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya membaca doa sebelum berhubungan suami istri, yakni اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ (Allahumma jannibna asy-syaithan). Ini menjadi langkah awal agar anak dijauhkan dari pengaruh setan sejak awal penciptaannya.

Amalan berikutnya adalah sedekah. Menurut Buya Yahya, sedekah sebaiknya dilakukan setelah mendengar kabar kehamilan, ketika usia kandungan empat bulan, dan menjelang tujuh bulan sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Usia tujuh bulan menjadi titik penting, karena janin pada usia ini telah memiliki hak sebagai manusia. Jika meninggal dalam kandungan, maka sudah harus dimandikan, disholatkan, dan dikuburkan seperti orang dewasa.

Oleh karena itu, peringatan tujuh bulanan bukanlah bid’ah jika diniatkan sebagai bentuk syukur. Tidak perlu dengan acara mewah, yang penting adalah sedekah dan doa bersama secara sederhana.

Amalkan yang Sederhana, namun Istiqamah

Ibu Hamil
Ilustrasi ibu hamil (Foto: Unsplash/Juan Encalada)... Selengkapnya

Sedekah bisa berupa makanan, uang, atau bantuan kepada fakir miskin. Tidak ada syariat yang menetapkan bentuknya, selama diniatkan ikhlas untuk keberkahan anak yang sedang dikandung.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa menjadi ibu bukan sekadar proses biologis. Setiap langkah ibu selama kehamilan mencerminkan cinta dan pengorbanan, yang akan terbawa dalam pembentukan karakter anak.

Ia menekankan bahwa akhlak anak bukan hanya hasil dari pengasuhan setelah lahir, tetapi juga dari lingkungan ruhani selama dalam kandungan. Maka penting bagi ibu menjaga hati dan lisannya selama mengandung.

Ayah juga diminta untuk turut serta. Peran ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah, tapi juga sebagai pendamping spiritual yang senantiasa mendoakan dan mengingatkan ibu agar tetap berada dalam jalur agama.

Buya Yahya menutup kajiannya dengan ajakan agar para calon orang tua memperbaiki niat dan mengisi hari-hari kehamilan dengan amalan ringan namun penuh makna. Semua ikhtiar ini akan tercermin pada buah hati yang kelak lahir.

Dengan amalan sederhana namun istiqamah, seorang ibu insyaAllah bisa melahirkan generasi sholeh dan sholehah yang menjadi penyejuk hati serta membawa manfaat bagi umat dan agama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya